18. Hari yang Baik

51 16 0
                                    

💚18. Hari yang Baik

"Ma, aku main ke rumah Kai boleh enggak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ma, aku main ke rumah Kai boleh enggak?"

Seperti dugaanku, mama melotot padaku. Beliau yang awalnya sedang menikmati secangkir teh hijau kini melirikku penuh waspada.

"Sama Stella dan Ayu kok, rame-rame sekelas." Tidak sekelas si, tapi tetap saja ramai.

"Beneran?" Alis Mama yang terbentuk indah nyaris bertaut.

"Iya, rame-rame. Ada Ayu, Stella, Haikal, Jeremy, Ranu, Candra, bodyguardnya Candra—"

"Temen kamu ada yang nyewa bodyguard?"

"Uh, mama enggak tau seberapa kaya dan pentingnya sosok Candra!"

"Izin sama Ayah sana."

Aku menciut. "Enggak berani~" Kenapa harus aku? Mama kan bisa yang meminta izin.

Memang benar, lebih baik minta maaf daripada minta izin.

Aduh, Kazalea sesat.

"Kenapa enggak berani? Kan kamu enggak bohong."

"Ck, iya, iya! Ini aku izin ke Ayah!"

Ayahku sudah terlihat sedikit segar daripada kemarin-kemarin. Buktinya kini beliau sudah mampu menikmati secangkir kopi hitamnya lagi.

"Ayah!"

Pria yang sedang menonton berita itu mengalihkan pandangan ke arahku. "Hm?"

"Ayah, aku mau main boleh? Sama temen sekelas, main ke rumah Kai mau  masak-masak."

"Beneran rame-rame?"

"Iya! Kalo enggak percaya, tanya aja sama Kai!"

"Ya udah sana. Jangan kesorean kalau pulang. Jangan macam-macam di sana."

Aku mengangguk tanda menyanggupi pesan Ayah. "Siap, Ayah!"

"Ada orang dewasa enggak di sana?"

"Bodyguardnya Candra."

"Temen kamu ada yang nyewa bodyguard?"

Aku mengembungkan pipi karena kesal mendapat pertanyaan sama dua kali dalam jarak waktu yang berdekatan. "Boleh pergi, Yah?"

"Iya."

"YEY! Alea pergi, Yah. Dadahh!"

"HATI-HATI!"

"ASIYAP!"

Ah, ini kali pertama aku datang ke rumah Kai, aku benar-benar excited!

★★★★★

"Ini beneran enggak si arahnya ke sini?" Ayu bertanya. Dia yang membawa mobil sekarang, gadis itu memang yang paling kaya dari pada aku dan Stella.

"Kalau menurut maps, iya." Stella menjawab dengan ponsel yang menyala. Dia duduk di belakang, beda denganku yang disamping Ayu.

𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐮𝐫𝐮 𝐒𝐞𝐧𝐣𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐚𝐤 𝐒𝐞𝐭𝐢𝐚  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang