💚20. Badjingan Itu Manis Padaku
★★★★★
"Lo lihat? Lo lihat tadi? Kai itu preman!"
"Badjingan—!" Stella menambahkan.
"—nya GALSA!" Sambung Ayunda.
Setelah menenangkan Kai, aku kembali ke dalam kelas dan langsung di serbu kalimat pedas dari dua sahabatku. Mereka kembali menunjukkan bahwa hubunganku dan Kai tidak direstui oleh keduanya.
"Iya tau, lalu?"
Lalu mengapa?
"Udahlah, Yu. Cinta itu buta!"
"Tapi gue enggak buta—"
"ITU PRIBAHASA YA, MONYET!" Aku sampai nyaris terjungkal karena Ayu berteriak begitu keras. Kursiku sampai hampir rubuh kebelakang.
"Otaknya sudah tidak terpakai lagi." Stella menggelengkan kepalanya seakan ia heran.
"Begini nih, kalo bego di formalin. Awet tau enggak!"
Aku mengembungkan pipi dan bersidekap dada. Kesal! Apa salahku?
"Tapi, lo enggak tahu aja kalo tadi dia itu lucu—" Aku tidak sempat menyelesaikan ucapanku karena Ayu bertingkah bar-bar sekali.
"KAZALEA SWASTAMITA!! KEPALA LO ISINYA APA?!" Kepalaku bergoyang, tangan Ayu meraih kepalaku dan menggoyang-goyangkannya dengan tidak berperasaan!
"Maksud gue—" Aku mengalihkan paksa tangan Ayu dari kepalaku. "—Iiihhh! Maksud gue itu dia jadi manja lhoo, lucu!"
"Fix! Lo sakit! Ayok, kita ke psikolog!" Ayu memaksaku berdiri. Aku menghampaskan tangannya karena dia rese!
"Iiihh, bentar! Gua ada sesuatu!" Aku mencoba mengalihkan pembicaraan. Membahas tentang hal ini tidak akan berakhir baik.
"Apaan? Jangan ngasih tau hal kebodohan dong!" Stella tampak kesal, tidak tahukah aku juga kesal?!
"Gue dapat surat misteriuuuss~" Aku memberi tahu.
"Dari?"
Ya mana ku tahu, namanya juga surat misterius!
"Entah, tiba-tiba ada di loker gue." Aku menunjukkan surat yang tadi tersimpan di saku jas. "Nih, baca. Maksudnya apa coba?"
Lalu hening, kedua teman terkurang-ajarku membaca surat itu dalam diam dengan alis nyaris bertaut.
"Kira-kira dari siapa dan apa maksudnya ya?" Tanyaku penasaran.
"Dari siapa?" Pertanyaan yang sangat bodoh dari Stella.
"Ya kalo tahu, gue enggak bakalan nanya!"
"Ck, bukan tulisan tangan, jadi susah di trawang." Ayu mengembalikan surat itu padaku. Lalu kami kembali duduk di kursi dan berhenti berkelahi.
"Beuh, bersikap layaknya cenayang!" Stella mencibir.
"Calon. Mau belajar ilmu kanuragan."
"Apa hubungannya coba?"
"Enggak ada si." Dia memang menyebalkan, aku benar-benar ingin melemparnya ke kandang buaya! "Intinya, dia orang iseng."
"Orang iseng apaan yang nulis hal kaya gini? Kayaknya orang terdekat lo deh, Al." Stella benar. Kalau benar ini hanyalah iseng, maka ini adalah iseng yang kurang ajar.
"Lo berdua kan yang lagi ngerjain gue? Kalian kan sejak awal kurang suka gue ngejalin hubungan sama Kai." Aku menuduh. Atau mungkin, membuka kembali sesi keributan kedua.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐮𝐫𝐮 𝐒𝐞𝐧𝐣𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐚𝐤 𝐒𝐞𝐭𝐢𝐚 ✓
Dla nastolatków[ SUDAH TAMAT, TAPI DIMOHON UNTUK TETAP VOTE YA ] Ini tentang Kai, Kailanza Ryder Shankara. Si mawar hitam. Cantik, namun mencekik. Ia berduri, ia menyakiti. Manusia baik yang badjingan. Kalimatnya manis, semanis racun yang membunuhku tanpa ampun. ...