[ SUDAH TAMAT, TAPI DIMOHON UNTUK TETAP VOTE YA ]
Ini tentang Kai, Kailanza Ryder Shankara. Si mawar hitam. Cantik, namun mencekik. Ia berduri, ia menyakiti. Manusia baik yang badjingan. Kalimatnya manis, semanis racun yang membunuhku tanpa ampun.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Alea dari mana aja? Udah mau magrib baru pulang."
Aku mematung satu detik, kemudian menoleh dan menatap Mamaku yang berdiri sambil memegang secangkir minuman yang uapnya mengepul, sepertinya itu teh, aroma sejuknya tercium sampai sini.
"Nunggu busnya lama." Kataku dengan senyuman lebar.
"Ayah tadi mau jemput kamu nolak," Ayah memijat punggungnya, beliau sepertinya baru saja selesai mandi. Terlihat bersih dan beraroma sabun.
"Kan ayah masih sakit." Kataku. "Lagian Alea mau mandiri, Yah." Aku mengangkat daguku tinggi, bersikap seakan aku sudah besar. Meskipun pada kenyataannya itu memang benar.
"Sepatumu kenapa penuh pasir gitu?"
Agak meringis ngeri mendengar pertanyaan Mama, beliau memang orang yang sangat teliti. "Oh? Wajar lah sepatu kotor, kan baru di pake. Aku masuk ya, Ma, Yah." Aku langsung memasuki kamar guna menghindari pertanyaan-pertanyaan konyol yang bisa saja membuatku dalam masalah.
Gorden telah ditutup, membuatku tidak bisa melihat apa yang terjadi di luar rumah. Lampu kamar remang-remang memberikan suasana tenang, aku telah berinteraksi dengan banyak manusia hari ini dan aku perlu istirahat. Menonton film comedy sepertinya pilihan yang bagus.
"Alea belum tidur?" Aku menutup diri di balik selimut, itu sebuah reflek untuk bersikap seolah aku tidur. Tapi seketika aku ingat, pintu kamar telah dikunci dan Mama tidak akan nekat membuka pintu secara paksa.
Aku mengintip di balik selimut, suara Mama tak lagi terdengar. Aku melanjutkan kegiatanku, menonton film comedy walau harus berusaha tertawa tanpa suara.
Ting,
Aku melirik ponsel sekejap namun berakhir mengabaikannya.
Kiranya sepuluh menit kemudian, baru kubuka pesan yang ternyata dari Kai, pacarku.
Kai👑 | Kamu belum tidur, Al?
Kazalea Belum ngantuk|
Kai👑 | Mau teleponan enggak? ;D
Beuh, tawaran yang amat menarik! Seketika aku langsung merubah posisiku jadi duduk, dan mulai memikirkan jawabanku matang-matang.
Mau tidak ya?
Kazalea Mauu ><|
Karena malu telah bersikap sealai itu, aku langsung menutup wajah dengan bantal. Tak lama ponsel berdering, aku langsung menyambungkan earphone dan mulai mengobrol dengan Kai via telepon.
"Belakangan kamu sering begadang ya."
"Iya. Lagi males tidur cepet." Jawabku singkat. Debar yang menyerang dada membuatku tidak fokus.