4. PIE

185 28 0
                                    

💚 4. Pie

Esok harinya setelah aku mengajak Kai makan bersama di restoran dengan voucer yang ayah dapat, aku termenung di dalam kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Esok harinya setelah aku mengajak Kai makan bersama di restoran dengan voucer yang ayah dapat, aku termenung di dalam kelas. Kalau aku pikir-pikir, itu sedikit memalukan! Bagaimana bisa seorang Kazalea mengajak lelaki pergi ke resto dengan bermodal voucer?!

Astaga. Aku menyesali hal itu sampai detik ini. Aku harap Kai tidak membahas apapun yang terjadi kemarin.

Kursi kosong di sebelahku berderit, aku menolehkan kepala dan mendapati sesorang yang memiliki kulit kuning langsat, rambut ikalnya yang agak kemerahan terlihat cukup kering. "Alea, kalo lo disuruh pilih ini, lo milih yang mana?"

Haikal menunjukkan ponselnya. Pada layar yang terang itu, tertulis beberapa pilihan.

Apa cita-citamu?

A. Guru
B. Dokter
C. PNS
D. Seniman
E. Idol Korea
F. Ketik di sini jika anda punya jawaban lain

"Gue pengen ... " Aku berpikir. "Gue pengen jadi apa ya?"

"Emang buat apaan si?" Tanyaku pada Haikal.

"Oh, ini link dari jurusan sebelah, katanya buat tugas matematika."

"Oh, tinggal jawab asal aja."

"Bisa aja si. Cuma gue jadi mikir, gue cita-citanya apa ya? Katanya, kita harus punya rencana untuk lima tahun ke depan. Tapi gue?" Haikal menggantung ucapannya. Ia memilih opsi D. "Boro-boro buat lima tahun ke depan, besok aja gue bingung mau ngapain."

"Emang cita-cita itu membingungkan. Gue juga tiap di tanya itu bingung." Kataku jujur. "Kata Ayu, coba cari cita-cita yang berhubungan dengan hobi. Biar nanti lo enjoy pas ngejalaninnya."

"Hobi gue nulis, gue jadi penulis dong?"

"Boleh tuh."

"Tapi gue pengen jadi arsitek."

"Ya udah, jadi arsitek sambil nulis."

"Boleh juga, ide yang bagus! Thanks ya, Al!" Haikal bangkit dari tempat duduk milik Ayu. "Makasih ya karena lo, cuma lo satu-satunya orang yang ngehargai tulisan gue."

Aku menolehkan kepala dan mendapati sosok Kai yang baru saja memasuki kelas. Dia tidak telat pun tidak membawa tas, mengapa? Karena tasnya masih ada di kelas sampai pagi tiba. Wajahnya datar, aura yang ia keluarkan tidak ramah. Dan aku berdebar, dasar Kazalea payah!

𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐮𝐫𝐮 𝐒𝐞𝐧𝐣𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐚𝐤 𝐒𝐞𝐭𝐢𝐚  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang