💚36. Mawar Hitamku Layu
★★★★★
Aku tergopoh-gopoh menuju ruang BK. Lagi dan lagi, untuk yang kesekian kali Kai berada di ruangan ini dan diintrograsi. Di dalam ruangan, Kai babak belur, luka-luka di wajahnya tidak diobati meski ada yang mengeluarkan darah. Namun daripada Kai, Lintang katanya jauh lebih parah, dia sampai dibawa ke rumah sakit karena hidungnya dibuat patah.
Wajah Kai terlihat kaku. Aku menangis melihatnya tampak sangat kacau. Dan yang terpenting, tidak ada raut bersalah atau menyesal di wajahnya yang terluka. Sebenarnya, apa yang telah dia lakukan?
"Kai?"
Wajah Kai memburam karena air mata yang tertahan di pelupuk mataku. Ada memar dimana-mana, tepat di wajah Kai yang selalu sempurna. Lelaki itu tersenyum, dia mengusap pipiku lembut dengan jemarinya yang kasar, membersihkan jejak-jejak basah.
"Sstt, engga papa." Katanya dengan bisikan lembut.
"Enggak papa gimana!?" Aku marah. Aku marah karena Kai tidak memperdulikan dirinya sendiri! Aku menariknya menuju UKS untuk segera mengobati lukanya, aku tidak mau jika dia terkena infeksi karena lukanya di biarkan terbuka.
"Anjai, Kai dapat liburan dua minggu!"
"Otw ke Bali nyari Bule, Kai!"
"YOI! Ikut kaga?"
"KAI!"
Bisa-bisanya dia justru bercanda. Kai hanya melirikku dan terdiam, dia tetap mengikuti langkahku yang membawanya ke UKS. Anak-anak IPS itu, pasti ada yang salah dengan mereka.
"Kamu dapat skors dua minggu dan kamu senang?!" Aku tidak habis pikir pada Kai yang tetap santai setelah apa yang terjadi.
Dia duduk tenang di ranjang UKS, kedua kakinya menjuntai ke bawah. Ia menatapku yang mondar-mandir mencari segala obat yang dibutuhkan.
"Kamu bikin hidung Lintang patah, dan kamu senang?"
Senyuman lebar itu terbit, dia mengangguk seakan membenarkan. "Dia pantas mendapatkan itu."
"Aku udah bilang, Kai, jangan berantem, jangan berantem! Tapi kamu enggak mau dengar!" Aku memarahinya sambil terus mengobati luka memar dan luka gores yang menghiasi wajahnya. "Aku khawatir! Aku takut kamu kenapa-kenapa." Aku bisa saja menangis lagi sekarang.
"Kamu berlebihan, Sa."
"BERLEBIHAN?!" Kutekan lukanya dan dia meringis samar. "Kamu bilang aku berlebihan?!"
"Hal kaya gini bukan sesuatu yang baru, kamu harusnya tahu itu." Dia mengatakannya dengan memutar bola mata, sebuah ekspresi malas yang amat ketara. Dia malas meladeniku.
"Tapi mau sampai kapan?! Kamu tau ini enggak baik, ini ngerugiin kamu. Mau sampai kapan kamu pertahanin sikap burukmu itu?!" Jika begini terus, dia tidak akan pernah membaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐮𝐫𝐮 𝐒𝐞𝐧𝐣𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐚𝐤 𝐒𝐞𝐭𝐢𝐚 ✓
Fiksi Remaja[ SUDAH TAMAT, TAPI DIMOHON UNTUK TETAP VOTE YA ] Ini tentang Kai, Kailanza Ryder Shankara. Si mawar hitam. Cantik, namun mencekik. Ia berduri, ia menyakiti. Manusia baik yang badjingan. Kalimatnya manis, semanis racun yang membunuhku tanpa ampun. ...