Prolog

18K 2.2K 273
                                    


Prolognya telat yesss. Namanya juga si Inak awokokokok

❤️‍🩹

Athira  meniup lilin berangka delapa  itu dengan suka cita.

Kue berbentuk jantung merah muda itu dibuatkan khusus untuk ibunya. Tak banyak yang datamg di acara ulang tahunya. Hanya keluarga dekat dan kerabat.

Anak-anak yang membawa kado.

Namun, Sambada ada di sana. Dia sudah SMP, tapi tetap dipaksa untuk hadir diacara anak-anak.

Sambada bukannya tidak suka, tapi dia iri. Iri melihat tawa Athira. Iri melihat gadis kecil itu terlihat begitu dicintai kedua orang tuanya.

Benar, hari kelahiran Athira benar-benar dirayakan. Sangat berbeda dengan Sambada.

Setiap hari ulang tahunnya, sejauh yang dia ingin, selalu ada suara pertengkaran kedua orang tuanya.

Saat kecil Sambada sering menangis diam-diam di kamar. Namun, seiring bertambahnya usia Sambada memilih meninggalka  rumah saat hari ulang tahunnya.

Menginap di rumah teman-teman yang mau menampungnya.  Iya, hari ulang tahunya adalah hari yang sangat dibenci Sambada.

"Ini buat Kakak."

Sambada yang semenjak tadi menepi, dekat pojokan agar tak perlu terlibat dalam kemeriahan itu, menatap gadis kecil berambut lurus dengan poni setengah jidat.

Gadis lain pasti akan terlihat aneh, tapi Athira malah terkesan imut.

Sambada melihat ke arah kue tempat lilin yang ditiup Athira tadi. Habis. Kue iti benar-benar habis. Tante Kumala memang terkenal hebat dalam membuat kue. Pantas saja kue ulang tahun Athira menjadi rebutan.

Sambada kembali melihat kue di tangan Athira. Kue itu jauh lebih besar dari yang didapat anak-anak lainnya.

"Buat aku?"

"Iya."

Sambada mengambilnya. "Buat kamu mana?"

"Thira sering makan kue. Jadi buat Kakak aja."

"Orang yang ulang tahun harus makan kuenya sendiri tau. Kamu ngasi aku gara-gara kue udah habis ya?"

"Nggak kok. Itu potongan pertama. Bapak yang minta."

"Kenapa aku dikasi potongan pertama?"

"Soalnya Ibu udah enek makan kue buatan dia sendiri dan Bapak nggak mau kena penyakit gula. Bapak udah nyomotin cemilan dari tadi."

"Terus buat kamu mana?"

"Ya ampun Kak Bada bisa bilang makasi aja sih."

"Ini kebesaran."

"Boong, Kak Bada suka banget kue buatan Ibu. Apalagi yang ada rasa strawberrynya."

"Jadi kamu ngasi aku karena tahu aku suka banget?"

"Sama-sama, Kak Bada."

Sambada meraih tangan Athira hingga gadis kecik itu duduk di sampingnya. "Seenak apapun kue ulang tahun, nggak akan habis kalo dimakan sendirian."

Sambada kemudian makan kue ulang tahun itu bersama Athira. Dia tak mau makan kue ulang tahun sendiri, seperti saat dirnya ulang tahun.



Love,

Rami.

Rami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Has To Be YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang