Ketemu Saingan

6.6K 1.5K 538
                                    

Karena notif WP sering nggaj masuk. Inak bakal tetep inpoin di IG sekteyupi aja soal apdetan
Silakan follow biat anda gak ketinggalan




❤️‍🩹

Aku hampir tersedak nasi di mulutku karena tergugu.

"Miowwww ...."

Aku menoleh ke arah Cimol yang kini sedang menggesek-gesekkan badannya di kakiku.

Tatapan Cimol membuatku merasa dikasihani. Seolah kucing itu memahami perasaanku. Hal yang membuat tangisku makin kencang.

"Huaaaa ... Mol, sekarang aku tau perasaan kamu pas liat jali sama Natasha."

Aku meraih Cimol dan menempatkannya di pangkuanku.

"Nyesek banget, Mol. Nyesek."

Aku masih ingat si dua sendok gula yang tiba-tiba muncul di belakang Kak Sambada. Dia pasti si nggak bisa pake jaket sendirian alias Vivin.

Kak Sambada sedang berada di kamarnya dan gadis itu tiba-tiba muncul. Mereka sedang main rumah-rumahan apa gimana?

Kalau di novel-novel  karya Inak Rami yang sering kubaca, hal semacam itu biasanya berlanjut ke adegan skidipdapdap piuwpiuw.

Kak Sambada itu duda, dan si Vivin gadis. Tapi mereka berdua sudah main berani masuk kamar.

Si anjir!

"Arrggh!" teriakku yang membuat Cimol meloncat dari pangkuanku sambil mengeong keras seolah mengomeliku. "Maafin aku, Mol. "Aku cuma lagi kepikiram adegan di novel yang dibikin penulis sesat."

Benar, gara-gara penulis itulah aku jadi tak sepolos dulu. Dia benar-benar mencemari otak suciku yang berharga. Sekarang aku malah dibikin overthingking sendiri.

Tapi kan biasanya duda atau janda di novel si Inak selalu balikan sama mantannya. Kecuali di novelnya berjudul A Sinner.

Jangan-jangan kisah cintaku akan mirip si Lara.

Sial! Mana si Vivin punya semangka di dadanya, sedang aku ukurannya sebesar bola kasti saja. Kak Sambada pasti suka yang besar-besar soalnya punyanya aja besar.

"Mati aja kamu, Thira. Mati ...," hujatku pada diri sendiri. Aku lelah sekali. Semakin banyak berpikir semakin kerus perasaanku.

Ramalan virgo minggu ini akan mendapatkan sesuatu yang baru dan indah. Apakah si Vivin sesuatu yang baru dan indah buat Kak Sambada?

Aku berdecak. Mengusap air mataku. Kalo bukan aku, maka nggak boleh ada yang jadi indah buat pria itu.

Enak saja aku jadi bekasan terus dia dapat yang baru. Harus sama-sama terjebak sama orang di masa lalu dong, baru adil itu!

*****

"Kamu ... mau ke mana?"

"Nganter pesanan," jawabku pada Ibu. Aku sedang memakai sepatu. Aku sudah berdandan cetar. Bukan tanpa alasan. Mataku besar sekali karena menangis seharian.

Benar, Sambada membuatku menangis seharian sampai ketiduran.

Wajah pucat, rambut berantakan dna mata sebesar telur ayam. Aku harus menggunakan kemampuan merias diri yang kumiliki untuk menutupi patah hati.

Benar, aku patah hati.

Akhirnya dengan cara kesatrua aku harus mengakui jatuh cinta pada Sambada.

Has To Be YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang