Sederhana

7.6K 1.6K 312
                                    

Baca ini dulu di KK yakkkkkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baca ini dulu di KK yakkkkkk. Yang mo liat ke badasan Kak Bada.





❤️‍🩹

"Kelar jugaaaa ...." Aku memandang puas pada toples-toples yang sudah tersusun rapi di atas meja logam di depanku. Toples-toples berisi kacang-kacangan dan berbagai jenis toping kue. Akhirnya setelah berjibaku menyiapkan bahan dari siang, semuanya udah diatur dengan baik.

Ibu sendiri udah selesai menakar bahan untuk eksekusi esok pagi. Aku suka cara ibu memenejemen pekerajaanya. Meski hanya memasak, Ibu selalu mastiin semuanya terencana  dengan baik.

"Pinggang Ibu mau patah rasanya. Ibu pokoknya minta dipijat habis ini," keluh Ibu.

Ibuku nggak selangsing Tante Permata. Dulu bahkan badan Ibu masuk kategori gemoy, tapi habis ditinggal Bapak, ibu kurusan. Tapi Ibu tetap cantik kok. Meski berumur, Ibu itu rajin perawatan pake lulur dan jamu-jamuan. Iyes, Ibuku sangat menyukai hal-hal berbau tradisional.

Aku terkekeh. "Aku teleponin Bi Isah? Dia pintar mijat lho Bu."

"Tapi kayaknya mau ujan. Besok aja deh."

"Makanya Ibu buruan pulang."

"Kok Ibu? Kamu nggak?"

"Aku belum selesaiin sketsa baju buat Thena. Dia tadi ngechat nanyain."

"Kenapa nggak dikerjain dari tadi aja? Kan ada yang lain bantuin Ibu di sini."

Aku menggeser toples berisi cokleat agak ke tengah. "Tetap aja nggak kekejar kan?"

Ibu menghela napas. Aku nggak mau natap dia.

"Kamu nggak harus ikut buatin kue. Ibu bisa cari orang lain buat bantu kerja di sini."

"Ibu nggak boleh kecapean."

"Tapi kamu yang capek. Capek hati."

Ibu mendekatiku. Berdiri di hadapanku. Ibu membersihkan sisa gula halus di pipiku. Tadi Ibu sempat buat donat pake gula halus jadi cemilan kami yang kerja.  Aku kalo lagi riweh tuh, makannya berantakan.

"Nak, pura-pura kuat itu hal paling bikin capek tau. Dan Ibu nggak mau kamu ngelakuin itu. Hal paling penting buat Ibu di dunia ini itu kamu. Ibu bisa batalin pesenan Jeng Permata kalo itu bikin kamu tersiksa."

"Jangan."

"Kenapa?"

"Aku kan mau mupon, Bu."

"Mupon juga nggak harus buatin kue acara keluarga mantan suamimu."

Aku menghela napas.  Meraih tangan Ibu dan menggenggam dengan erat. "Tiap orang punya cara muponnya sendiri, Ibu. Dan aku tahu, lari dari kenyataan nggak cocok buat aku. Cepat atau lambat, aku harus nerima kenyataan kalo Kak Bada bakal jadi suami orang lain. Biar sakitnya sekali-kali aja, Bu. Kalo orang udah sakit parah, biasanya pas sembuh jadi kuat banget. Kecuali mereka mati sih."

Has To Be YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang