Balikan Yuk

7.5K 1.6K 251
                                    

💥💥  PERHATIAN !!! 💥💥

  Karena banyak yang masih belum pihim, eke jelasin yaak. Mini Ebook Has To Be You itu tentang masa lalu mereka ( Saat masih jadi suami Istri) Jadi isinya nggak sama kayak di Wattpad atau Karya Karsa.

Btw diskonnya sampe hari ini. Yang mo beli biar paham duduk masalahnya, ncuss pesen.

 Yang mo beli biar paham duduk masalahnya, ncuss pesen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














❤️‍🩹

Dadaku berdegup sangat kencang. Kepalaku panas dan pening. Tenggorokanku tiba-tiba terasa tersumbat. Dan semua itu karena melihat penampilan Kak Sambada.

Asataga naga ... apa lelaki itu tak tahu meski kami cuma skidapdap piupiuw sekali, tapi aku masih perempuan? Aku punya mata dan tentu saja masih bisa tergoda.

Handuk durjana itu menyembunyikan tongkat sakti yang dulu kutakuti. Namun, kini, aku malah dibuat penasaran.

Bagaimana jika handuk itu terlepas? Kira-kira yang akan berteriak aku apa Kak Sambada?

Tiba-tiba saja Kak Sambada mengacungkan koin di depanku.

"A-apa ini?"

"Koin."

"Iya, aku tahu. Tapi kok koin?"

"Bisa kerokin aku nggak?"

Asem! Buyar sudah adegan panas di kepalaku.

"Kerokin? Kak Bada serius?"

"Iya. Perutku nggak nyaman. Badanku rasanya agak pegal-pegal."

"Bukannya itu masih efek sakit?"

"Iya. Makanya aku mau dikerokin."

"Tapi nggak ada orang dikerokin jam segini."

"Ada, aku.."

"Tapi."

"Tolong ya, Thira. Aku nggak bisa makan kalo perutku nggak enak."

Aku mengalah. Dari pada dia nggak makan setelah aku capek-capek masak, mending kukerokin aja.

"Ya udah ayo kalo gitu."

Kami menuju ruang tengah. Saat Kak Sambada duduk bersila membelakangiku, aku menelan ludah.

Punggungnya itu lho senderable sama isepable. Ya aku tahu punggungnya bukan es krim. Tapi coba saja kalian di sini dan lihat betapa kekar dan menggodanya punggung itu yang seolah memanggilku untuk merebahkan  kepala di sana.

Aku menghela napas. Proses ini akan menjadi ujian maha berat.

Pertama-tama aku mengoleskan minyak urut di seluruh pungung Kak Sambada. Aku mendengar dia mendesah. Aku memjiat pelan. Jemariku menekan beberapa titik. Hal itu membuat Kak Sambada mengerang keenakan.

Has To Be YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang