Olimpiade??

110 9 0
                                    

Di hari Selasa pertama semester baru, Firmi tengah menikmati jalan paginya. Dia menghirup napas dalam-dalam dan menikmati aroma gang lembab penuh sampah yang akhirnya bisa dia nikmati kembali. Semenjak Len menghabisi mereka, Lery dan kelompoknya berhenti datang ke tempat ini. Mungkin mereka takut Len akan datang lagi.

Karena rutenya menuju ke sekolah sudah diperpendek maka pagi itu Firmi memecahkan rekor untuk jam kedatangannya. Biasanya dia tiba 0 sampai 1 menit sebelum bel berbunyi, tapi pagi ini dia tiba 3 menit sebelum bel.

Namun, seperti biasa, Pak Denis sudah menunggunya di gerbang. Pak Denis yang selalu setia menunggui gerbang sekolah melihat jam di tangan kirinya dan dahinya mengerut. Matanya menyipit menatap Firmi sembari berkata, "Cepat sekali kamu datang."

"Apa sekarang datang tepat waktu melanggar peraturan?"

"Iy—ahh, lupakan. Ikut saya sekarang!"

"Kenapa? Saya tidak melakukan apa pun yang melanggar peraturan sekolah maupun—"

Tenggorokan Firmi terasa tersekat di kala mengingat sesuatu. Apa ini masalah ujian fisika mereka yang mengakibatkan pengunduran diri Pak Edi? Tidak, masalah itu seharusnya sudah selesai. Lalu apa? Apa Pak Denis tahu tentang kecurangannya dalam ujian lain? Apa Len mengadu? Firmi terus memikirkan itu saat berjalan di belakang Pak Denis dan kecurigaannya semakin menguat ketika dia dibawa ke kantor kepala sekolah.

"Bu Anna, saya sudah bawa dia."

"Silahkan masuk Pak Denis," jawab suara melengking dari dalam.

Bu Anna adalah seorang wanita tua berperawakan kurus dengan mata yang tajam dan rambut yang bergelombang. Sebagian rambutnya sudah mulai memutih, tetapi kacamatanya yang berbingkai merah membuatnya tampak seperti wanita gaul. Entah itu disengaja atau tidak. Penampilannya sedikit mengingatkan Firmi akan seseorang.

"Firmi…. Silahkan duduk," ucapnya dengan nada kelewat sopan. Matanya yang mirip elang berkilau berbahaya menatap Firmi dari atas ke bawah.

"Ibu ada perlu dengan saya?" tanya Firmi ekstra hati-hati.

"Ehem, benar. Sebenarnya ini sudah jadi perbincangan sejak uas lalu, tetapi karena libur sekolah baru bisa saya bicarakan sekarang."

Nada suaranya berubah menjadi serius dan itu membuat Firmi merasa agak gugup. Apakah Bu Anna sudah tahu persekongkolannya dengan Len? Jika benar maka itu artinya Firmi harus angkat kaki dari sekolah sekarang juga.

"Dan kami menemukan… wow! Baru pertama kali Ibu lihat yang seperti ini. Hampir semua ujianmu sempurna."

Firmi menghembuskan napasnya lega. Setidaknya topik pembahasan tak berhubungan dengan kecurangan atau apa pun yang akan membuatnya harus mencari sekolah baru.

"Hampir?" tanya Firmi begitu menyadari susunan kata Bu Anna yang aneh.

"Iya, semua kecuali satu. Ujian matematika nomor 3 essay. Pertanyaannya, 'Seorang pemuda ingin turun ke lantai 1 dari lantai 10. Lift hanya bisa menampung 15 orang sekaligus dan pemuda tersebut ada di antrian ke-30. Lift mampu bergerak satu lantai dalam 5 detik dan butuh 10 detik untuk penumpang lift turun. Jika penumpang hanya turun di setiap lantai ganjil maka berapa waktu minimal yang diperlukan pria tersebut untuk mencapai lantai dasar jika jumlah orang yang memasuki lift harus selalu genap?'

Dan jawabanmu adalah… 'ketinggian rata-rata lantai bangunan adalah 3,75 meter dan jika pria tersebut berada di lantai 10 maka dia berada di ketinggian 33,75 meter (abaikan tebal lantai bangunan). Dengan kata lain butuh waktu paling cepat 2,59807621 detik bagi pria itu untuk mencapai tanah jika dia melompat keluar jendela…."

"…."

"…."

"Apa ada yang salah dengan jawaban saya?"

Crazy CheaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang