Tidak bisa (bab 23)

1K 117 17
                                    

Selamat pagi, maaf baru update. Happy reading☺️

Genap tiga hari Djian belum juga kembali ke rumah Andaru, dan pria itu jadi kelimpungan. Dia resah, mudah marah. Membuat dua temannya jadi serba salah. Karena sudah tak tahan lagi dengan perasaan gelisah itu, Andaru memutuskan nekat datang ke rumah kakek Jono untuk menjemput Djian pagi-pagi sekali.

Andaru berdiri depan pintu rumah kakek Jono, dan mengetuk pintu beberapa kali. Tak lama pintu pun terbuka.

Berdiri Bihan dari balik pintu sambil menguap lebar. Mulutnya langsung terkatup rapat saat pemuda itu melihat siapa yang ada di depannya.

"Eh, maaf Om," ucap Bihan malu menguap lebar.

Gara-gara Djian memanggil Andaru 'Om' maka Bihan pun ikut-ikutan memanggilnya Om.

"Djian mana?" tanya Andaru tanpa basa-basi.

"Dia belum bangun."

"Siapa Bihan?" Suara kakek Jono dari dalam.

"Ini Kek, Om Ndaru."

"Nak Andaru?"

Mendengar nama Andaru kakek Jono bergegas ke depan.

"Nak Ndaru, kok ke sini pagi-pagi sekali?"

"Ah, saya kebetulan lewat sini tadi," jawab Andaru berbohong. Padahal tujuannya memang ke rumah kakek Jono.

"Djian mana Kek? Apa kakinya masih sakit?"

"Anak itu belum bangun, ayo masuk dulu sini." Mempersilahkan Andaru untuk masuk ke dalam.

"Djian memang nakal Nak Ndaru, kakinya sebenarnya sudah sembuh, tapi dia masih saja di sini, padahal saya sudah suruh dia untuk kembali ke rumah Nak Ndaru," terang kakek Jono merasa tak enak hati. Andaru datang ke rumahnya pasti karena beberapa hari Djian tidak bekerja di sana.

"Bihan, bangunkan Djian cepat," perintah kakek Jono.

"Iya Kek," sahut Bihan cepat. Baru saja Bihan mau melangkah ke kamar Djian, tiba-tiba saja suara Andaru menghentikannya.

"Tunggu!" cegah Andaru.

"Biar aku yang bangunkan dia "

Bihan terdiam, begitu juga dengan kakek Jono.

"Tidak apa-apa kan?"

"Oh, gak apa-apa Nak Ndaru, bangunkan saja," jawab kakek Jono.

Andaru lantas bergegas melangkah masuk ke kamar Djian.

"Mau diapakan Djian Kek?" bisik Bihan setelah tubuh Andaru menghilang dari balik tirai pintu kamar.

"Mungkin mau diseret keluar."

"Kok Kakek diam saja."

"Biarkan saja, Kakek sudah dari kemarin suruh dia cepat kembali ke rumah besar itu, tapi Djian gak mau dengar. Main-main aja kerajaannya di sini," gerutu kakek Jono sembari pergi ke ruang dapur.

"Mau ke mana kamu Bihan?"

"Mau liat mereka Kek."

"Untuk apa? Biarkan saja, kamu cepat mandi dan bantu Kakek buat sarapan."

"Tapi aku penasaran Kek, Djian mau diapain?"

"Bihan ..."

"Iya ... iya ...." Bihan mengurungkan niatnya untuk mengintip.

Di dalam kamar, Andaru berdiri mengamati remaja yang saat ini masih tidur nyenyak sambil memeluk guling.

"Djian bangun." Andaru menggoyang pelan kaki remaja itu.

Trust Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang