Tidak boleh mati (Bab 57)

695 87 10
                                    

Karena sedang linglung, Andaru terlambat menyadari Yolanda telah melepas tautan tangan mereka. Wanita itu lantas melangkah cepat ke arah meja para tamu. Mendatangi Djian.

Andaru terbelalak kaget saat melihat Yolanda menyambar sebuah pisau di atas meja, lalu mengarahkan pisau itu ke Djian. Tanpa pikir panjang Andaru berusaha menghentikan Yolanda, tapi untuk menjangkau wanita itu langkahnya sudah terlambat. Yolanda lebih dulu mengayunkan tangannya. Dan pisau itu menancap ke dada Marvel.

Andaru berhenti bergerak. Tubuhnya seolah membeku saat itu juga. Matanya menatap nanar Marvel yang dengan sengaja melemparkan diri untuk melindungi Djian. Darah segar keluar dari dada Marvel, dalam sekejap jas dan kemeja yang melekat pada tubuhnya sudah berubah warna jadi merah.

Tubuh Marvel langsung ambruk, Djian menopang badannya dengan panik. Memanggil-manggil nama Marvel berulang kali. Wajah Marvel memucat, keringat dingin membanjiri keningnya. Napasnya tersengal-sengal. Tangannya gemetar membelai wajah Yolanda yang sudah berlumuran darah.

Acara pernikahan yang seharusnya sakral berubah kacau, mempelai wanita tiba-tiba menjadi seperti orang gila, menusuk salah satu tamu. Para tamu undangan yang lain memilih menghindar tidak mau terlibat peristiwa berdarah itu.

Setelah beberapa saat Andaru mendapatkan kesadarannya. Dengan langkah tergesa-gesa ia datang menghampiri Marvel yang berlumur darah, meriah tubuh sahabatnya memindahkan ke atas pangkuannya.

"Marvel!" serunya dengan tubuh menggigil dan suara bergetar.

"Ndaru ... tolong jangan salahkan Yolanda. Aku yang salah," kata Marvel dengan suara terbata-bata.

Seluruh hawa dingin menyebar ke seluruh tubuhnya, darah terus merembes dari dadanya. Matanya sebentar tertutup sebentar terbuka lagi. Keningnya mengerut, dua alis tebalnya hampir menyatu. Menunjukkan ia sedang menahan rasa sakit yang luar biasa.

Dalam keadaan sekarat sekalipun Marvel tetap melindungi Yolanda. Ia mengenal Yolanda, dari semua orang terdekat Yolanda, dialah yang memahami wanita itu.

Yolanda penuh ambisi, keinginannya adalah memiliki Andaru, cintanya pada Andaru membuatnya gelap mata, menggunakan segala cara untuk memenangkan hati Andaru. Sekalipun itu menyingkirkan orang-orang terdekat Andaru. Marvel tidak ikut berbuat, tapi ia tahu perbuatan Yolanda, dan dia memilih bungkam. Semua karena cintanya, rasa cintanya membuatnya tidak tega melihat wanita itu dalam kesulitan, apa pun itu Marvel akan selalu ada ketika Yolanda datang padanya dan meminta bantuan.

Seperti hari ini, saat melihat Djian datang, Marvel bisa menebak Andaru akan ragu untuk melanjutkan pernikahan ini, dan ketika itu terjadi Yolanda pasti akan naik pitam. Semua yang Marvel tebak sungguh terjadi. Maka Marvel terus mengawasi Yolanda, dan ketika wanita itu menyambar pisau, saat itu juga Marvel tahu apa yang harus dilakukannya. Meskipun nyawa taruhannya, kali ini Yolanda tidak boleh menyakiti orang yang Andaru cintai. Djian adalah pemuda yang mampu membuat Andaru kembali punya keinginan untuk hidup. Menarik Andaru dari jurang kegelapan.

"Jangan banyak bicara bodoh! Jangan tutup matamu. Kamu tidak boleh mati. Kamu masih punya urusan denganku! Kamu korupsi, kamu menggelapkan uang perusahaan. Kamu yang membuat usahaku benar-benar bangkrut dan aku harus kembali ke kota ini. Aku tahu itu Marvel. Jadi jangan mati. Kamu harus bertanggung jawab soal itu."

Sambil menahan sakit Marvel menyunggingkan senyum, tapi air mata meleleh dari kedua sudut matanya.

"Ja-jadi kamu sudah tahu."

"Iya bodoh. Aku tahu. Kamu tidak boleh—"

Andaru tidak menyelesaikan kalimatnya, karena tiba-tiba Marvel menutup matanya, kepalanya terkulai lemas, wajahnya berubah sangat pucat.

Trust Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang