Little boy Pt2

1.9K 101 67
                                    

Hari yang di tunggu telah tiba, ini hari Minggu dan itu berarti ia akan berkencan dengan singto. Krist mengeluarkan banyak bajunya dan mencoba semua baju, ia juga menyemprotkan banyak minyak wangi ke tubuhnya agar tercium wangi oleh sang pujaan hati.

Sedangkan di tempat lain saat ini singto baru bangun dari tidurnya, ia benar-benar malas pergi namun mengingat bocah tengil itu membuatnya terpaksa harus beranjak, singto masuk ke kamar mandi dan mempersiapkan dirinya.

Tiba-tiba sesuatu muncul di pikiran singto, bukankah krist tak tahu rumahnya? Krist hanya tahu kantor dan namanya saja, buktinya kemarin krist selalu mengganggu dirinya di kantor bukan di rumahnya? Krist juga tak punya nomor ponselnya? Singto tertawa mengingat itu kemudian merebahkan tubuhnya lagi di ranjang.

Krist pasti menunggu dirinya di kantor sekarang, biarkan saja karna sampai kapan pun singto tak akan pergi ke kantor hari ini.

Beberapa menit kemudian terdengar suara ketukan pintu.

Singto beranjak dari kasur dan membuka pintu kamarnya.

"Maaf tuan, ada tamu di depan" ucap maid.

"Siapa? Aku tak ada janji hari ini, mungkin tamu mama atau papa" ucap singto.

"Bukan, tuan dan nyonya sudah ke depan berbicara dengannya, katanya dia mencari anda" ucap maid sopan.

Singto hanya mengangguk kemudian keluar dari kamarnya dan turun ke bawah.

Singto melihat kedua orang tuanya tengah berbicara dengan pria itu, bocah tengil yang selalu mengganggunya.

"Sing, kenapa lama sekali. Kasian kekasih mu sudah menunggu lama" ucap mamanya.

"Dari mana kamu tahu rumah ku!" Ucap singto.

"Apa wajar melupakan alamat rumah kekasih sendiri, ma?" Ucap krist pada mama singto.

"Mungkin singto hanya malu karna ini kali pertama dia menjalin hubungan dengan seseorang" ucap mamanya yang seperti mendukung hubungan mereka.

"Ma!? Dia bukan kekasih ku!" Ucap singto.

"Bukankah kalian ingin berkencan? Mama lihat kamu juga sudah rapi sekarang"

"Ayo" ucap singto sembari berjalan keluar, ia hanya malas mendengar celoteh mamanya.

"Ma, pa, aku pamit dulu" ucap krist sopan sembari mencium tangan calon mertuanya itu.

Singto tak melihat keberadaan mobil di halaman rumahnya dan hanya melihat motor, apa maksudnya mereka akan pergi menggunakan motor?

Benar saja krist berjalan ke motornya dan mengambil satu helm.

"Gunakan mobil ku saja" ucap singto.

"Tidak, aku ingin berkencan menggunakan motor" ucap krist sembari memasang helm itu di kepala singto.

*Cup... Satu kecupan mendarat di bibir singto setelah itu sehingga membuat wajah singto memerah menahan emosi.

Sedangkan krist? Pria itu bagai orang tak bersalah, ia naik ke motornya dan memakai helmnya.

"Ayo phi" ucap krist.

Singto dengan terpaksa naik ke motor krist, tangan krist memegang tangan singto kemudian menuntun tangan itu agar memeluk tubuhnya.

"Aku tak mau phi terjatuh nanti" ucap krist.

Krist menghidupkan motornya dan menjalankannya.

Satpam membukakan pagar kemudian krist menarik gasnya semakin kencang membelah jalanan sedangkan singto masih melingkarkan tangannya di perut krist.

Oneshot KristSingtoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang