Bad boy Pt3

903 81 74
                                    

Singto keluar dari ruangannya dengan memegang kepalanya dan berjalan sedikit sempoyongan, melihat itu krist langsung beranjak dari kursinya dan menghampiri singto.

"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya krist, sembari memegang tangan singto agar keseimbangan tubuhnya terjaga.

"Ya... Hanya sedikit pusing" ucap singto.

Tak lama datang seorang wanita dengan perut besarnya mendekati mereka berdua membuat krist langsung melepas pegangannya di tangan singto. Krist hanya tak mau jika istri singto salah paham nanti.

"Phi kenapa?" Tanya wanita itu.

"Tidak, ada keperluan apa kamu ke sini?" Tanya singto lembut.

"Aku hanya bosan di rumah" ucap wanita itu.

"Krist, bawakan berkas kemarin ke ruangan ku" ucap singto.

"Iya, sing" ucap krist.

Wanita itu membawa singto kembali masuk ke ruangannya sedangkan krist melihat itu dengan hati yang sedikit perih.

Terhitung dua bulan semuanya terjadi tapi krist belum mengikhlaskan singto. Krist menjalani hari-harinya dengan bersikap biasa saja.

Meski jujur sedikit sakit saat melihat singto, mereka bahkan bertemu setiap hari dan selalu pergi berdua tapi keduanya tak pernah membahas masalah dua bulan yang lalu singto tak berusaha untuk menjelaskan begitu juga dengan krist yang tak menuntut penjelasan.

Apa mereka masih bisa di sebut sepasang kekasih sekarang? Bahkan kata putus belum keluar dari mulut keduanya.

Krist mengetuk pintu lebih dulu, terdengar suara singto yang menyuruhnya untuk masuk baru ia berani masuk ke dalam sana, krist melihat jika singto tengah di pijat oleh istrinya.

"Kenapa tak langsung masuk tadi?" Tanya singto, heran. Tentu saja biasanya krist selalu langsung masuk ke ruangannya tak pernah mengetuk pintu lebih dulu.

"Aku hanya takut mengganggu" ucap krist sembari tersenyum kemudian meletakan berkas di tangannya ke atas meja singto, kemudian krist pamit keluar dari ruangan itu.

Jelas saja, jika seperti di novel yang sering dirinya baca biasanya pasangan suami istri yang berada di dalam ruangan sering bermesraan kan? Itu sebabnya krist mengetuk pintu lebih dulu tadi.

Krist kembali berkerja namun dengan pikiran kacau, ia melihat ruangan singto tapi istrinya belum juga keluar dari sana, apa mereka melakukan kegiatan panas? Krist menggelengkan kepalanya dan fokus menatap perkerjaannya.

"Sudah berapa lama phi merasakan ini?" Tanya namtarn.

"Beberapa hari ini, mungkin aku hanya kelelahan" ucap singto.

Namtarn sedari tadi masih memijat tengkuk leher singto untuk meringankan rasa sakit dan rasa mual yang di rasanya.

"Apa phi sudah makan siang?"

"Belum, aku tak selera makan"

"Mungkin phi hanya masuk angin, buka baju phi" ucap namtarn.

"Untuk apa?"

"Aku ingin mengoleskan minyak kayu putih di perut phi agar kembungnya hilang" ucap namtarn.

Namtarn membuka satu persatu kancing kemeja singto, hingga seluruh kancing terbuka, kemudian menuangkan minyak kayu putih di tangannya dan mengoleskan itu ke perut singto.

*Ceklek... Pintu ruangan tiba-tiba terbuka, krist melihat kemeja singto terbuka, dadanya terlihat sedangkan tangan namtarn berada di perut singto.

"M-maafkan aku" ucap krist kemudian ia menutup pintu ruangan itu lagi dan kembali duduk di kursinya, krist meremas rambutnya.

Oneshot KristSingtoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang