Mystery Pt4

837 63 24
                                    

7 tahun yang lalu.

Singto baru saja keluar dari sebuah ruangan dan menatap seorang anak kecil mungkin baru berusia sekitar 14 tahun saat itu, tatapan matanya benar-benar menyedihkan, dia berulang kali ingin masuk ke kamar ibunya namun di larang oleh beberapa suster, karna keadaan pasien di dalam sana benar-benar tak bisa jika di dekati oleh orang lain selain dokter dan suster.

Singto menghampirinya dan mengajaknya berbicara berusaha untuk menghibur anak kecil itu, itu memang sudah menjadi kebiasaannya setiap hari, membelikannya permen untuk mengalihkan rasa sedihnya hingga pelayannya datang untuk membawanya pulang ke rumah.

Singto tak mengetahui namanya, ia tak pernah bertanya juga tak tertarik untuk bertanya, ia pikir mereka hanya akan bertemu sesekali saja itu sebabnya ia tak pernah menanyakan nama anak kecil tersebut.

Tapi ternyata anak kecil itu diam-diam mengingat singto, dia suka pergi ke rumah sakit walau hanya untuk bertemu dengan dokter muda nan manis itu, hingga pada akhirnya ibu krist bunuh diri di kamarnya.

setelah hari itu krist dan singto sudah tak pernah bertemu lagi karna krist tak pernah ke rumah sakit, sejujurnya singto sempat menangis dan meminta maaf kepada krist, ibu krist meninggal karna singto terlambat masuk ke kamarnya, jika singto tak terlambat mungkin dia bisa mencegah ibu krist untuk bunuh diri.

Tapi krist kecil tak marah bahkan tak dendam kepada singto, karna menurutnya singto memang tak salah dan singto sangat baik padanya, krist berjanji pada dirinya sendiri jika dia tumbuh dewasa dia akan mencari dokter itu lagi.

Hingga beberapa tahun berlalu dan kebetulan krist mempunyai masalah dengan kakak tirinya, krist masuk ke sebuah rumah sakit jiwa dan ia malah tak menyangka jika dia bertemu dengan singto di sana, krist mengenali singto karna terkadang dia menyuruh orang suruhannya untuk mencari dimana keberadaan singto.

Krist bermaksud akan menemui singto nanti di saat masalahnya sudah selesai, tapi ternyata mereka di pertemukan di rumah sakit jiwa milik papa off, jadi tak masalah kan jika dia sedikit bermain-main dengan miliknya sendiri?








****
Hari ini singto sudah di perbolehkan untuk pulang, krist membawa singto pulang ke rumahnya, ia ingin singto tinggal di rumahnya mulai sekarang. Awalnya singto menolak namun krist memaksa, bukankah dia harus bertanggung jawab atas kehamilan singto?

"Ini kamar kita" ucap krist sembari membawa singto masuk ke dalam sebuah kamar.

"Kita!? Apa maksud mu!!" Ucap singto kesal.

"Bukankah kita akan menikah?"

"Ya, tapi aku tak mau satu kamar dengan mu sebelum kita menikah!" Ucap singto.

Bukan tanpa alasan, dia benar-benar takut akan di buat mendesah lagi jika mereka satu kamar. Singto benar-benar ngeri membayangkan itu, apa lagi dia baru keluar dari rumah sakit sekarang.

"Kenapa, hmm?" Ucap krist sembari menatap mata singto.

"K-kamu mesum!"

"Bukankah kamu juga suka aku mesum?" Ucap krist dengan nada yang sedikit mengejek.

"Krist!!"

"Kamu bahkan merintih nikmat saat aku berbuat mesum"

"K-kamu benar-benar keterlaluan!! Bukankah aku lebih tua dari mu!! Kenapa tak memanggil ku phi!!"

"Walau kamu lebih tua dari ku tapi posisi ku tetap berada di atas mu, jadi aku tak ingin memanggil mu phi, bagaimana jika dengan panggilan sayang? Baby, baby lion?"

*Blushh... Wajah singto memerah mendengar itu, bagaimana bisa pria yang lebih muda darinya memanggil dirinya baby?

*Cup... Satu kecupan mendarat di bibir singto.

Oneshot KristSingtoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang