Love Or Money Pt5

781 74 18
                                    

Krist pulang berkerja sudah di sambut oleh celoteh anak kecil berusia 2 tahun.

"Da-ddy... D-daddy..." Ucapnya sembari merentangkan tangannya berharap di gendong oleh krist.

"Ya, sayang... Apa Axel merindukan daddy?" Ucap krist sembari menggendong anak kecil itu.

"Dimana papa?" Tanya krist lagi.

"Apur..." Ucapnya.

Krist berjalan ke dapur dan melihat sang suami tengah memasak untuk mereka.

"Sing... Axel ke depan tadi, apa kamu tak menyadarinya? Beruntung aku sudah pulang" ucap krist.

"Benarkah, maaf krist. Aku tak sadar ku pikir dia masih bermain di sana" ucap singto.

Krist melihat banyak mainan axel di sana, kemudian mengajak anaknya bermain.

Ya... Dua tahun telah berlalu, singto dan krist juga sudah menikah dua tahun yang lalu, setelah singto melahirkan axel.

Krist membantu singto mengurus perceraian singto dan tay, semua tak selesai sampai di situ. Mereka beberapa kali harus melakukan sidang karna gugatan tay yang mengatakan jika singto menceraikannya karna selingkuh dengan krist. Tay bersikap seakan dirinya menjadi korban.

Beruntung krist masih menyimpan hasil pemeriksaan singto saat di rumah sakit, jadi krist bisa mengatakan jika tay melakukan kekerasan dalam rumah tangga mereka.

Hari-hari yang di lalui keduanya sangat berat, setelah axel lahir, tay juga menggugat anaknya agar singto memberikan axel padanya.

Singto sudah menangis ketakutan saat itu takut axel akan di ambil tay tapi dan lagi krist berhasil memenangkan persidangan untuk mempertahankan axel.

Singto tak terlalu tahu dengan kabar mantan suaminya lagi dan juga kabar tentang perusahaannya hanya saja tay masih sering mengganggunya dan lagi krist menjadi suami yang siaga, selalu melindungi singto dan axel.

Hingga sekarang singto takut untuk keluar rumah sendiri mengingat jika tay masih sering mengganggunya jadi singto hanya akan berdiam diri di rumah jika ingin keluar dia akan keluar bersama dengan suaminya.

Krist benar-benar menjadi sosok pelindung untuknya, bukan hanya untuk singto tapi juga axel, krist terlihat sangat tulus mencintai axel tanpa peduli jika axel adalah anak tay bukan anak kandungnya sendiri.

Singto memperhatikan interaksi keduanya, krist dan axel tengah bermain mobil-mobilan sekarang dan axel tertawa bahagia bermain dengan krist. Singto melanjutkan kegiatannya lagi, membawa hasil masakannya tadi ke atas meja makan.

"Makanan siap, kamu ingin mandi dulu atau makan malam dulu, krist?" Tanya singto.

"Makan dulu" ucap krist sembari beranjak dengan menggendong axel.

Singto mengambil alih axel dari krist kemudian mendudukkannya di kursi khusus bayi dan mengambilkan makanan untuknya, setelah itu ia mengambilkan makanan untuk krist.

Mereka makan bersama sembari singto menceritakan kegiatan Axel seharian ini dan krist dengan senang hati mendengar itu.

Setelah makan, krist menjaga axel dulu sedangkan singto menyiapkan air hangat untuk suaminya mandi, baru singto mengambil alih axel dan menidurkannya sedangkan krist membersihkan dirinya.

Axel masih tidur bersama mereka dan tentunya masih di box bayinya hingga axel sudah cukup besar nanti baru ia akan mendapat kamar sendiri, krist sudah menyiapkan kamar untuknya.

Krist keluar dari kamar mandi dan memakai baju yang sudah di siapkan oleh singto kemudian menghampiri suaminya di kasur, krist memeluk singto dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher singto.

"Krist..."

"Hmm"

"Apa kamu menyayangi axel?"

"Tentu saja, kenapa menanyakan hal itu?"

"Aku hanya takut, axel... Dia bukan anak mu--"

"Cukup sing. Harus berapa kali ku katakan jika aku sudah menganggap axel seperti anak ku sendiri. Aku bahagia dengan kehadirannya" ucap krist sembari menatap mata singto.

Singto sedikit lega mendengar itu lalu mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir suaminya.

"Pejamkan mata mu" ucap singto.

Krist memejamkan matanya hingga terasa jika singto mengecup bibirnya lagi kemudian menyuruh dirinya untuk membuka mata baru krist membuka matanya.

Singto memperlihatkan sesuatu, itu tes pack dengan garis dua hasilnya. Apa singto hamil?

"Kamu hamil?"

"Ya"

Krist tersenyum senang mendengarnya kemudian memeluk tubuh singto.

"Jadi kamu pusing dan mual di pagi hari karna kehadirannya?" Ucap krist sembari mengusap perut singto.

Singto menganggukan kepalanya, sejujurnya dia sedikit khawatir mengingat jika axel masih terlalu kecil untuk di beri adik.

"Apa itu alasan mu menanyakan tentang axel tadi? Aku akan tetap menyayanginya walau dia hadir nanti, aku berjanji tak akan membedakan kasih sayang ku untuk kedua anak ku"

"Aku hanya takut, apa lagi axel masih terlalu kecil untuk ku abaikan nanti"

"Dia tak akan kekurangan kasih sayang, aku akan memberikan itu untuknya, dia selamanya akan menjadi anak ku" ucap krist.

Singto memeluk krist dan menenggelamkan wajahnya di dada krist begitu juga dengan krist yang memeluk tubuh singto sekarang. Keduanya saling terdiam hanya saling memeluk untuk menunggu rasa kantuk datang.

"Apa kamu tak ingin melakukannya?" Tanya singto, heran. Mengingat jika biasanya krist selalu memakan tubuhnya setiap malam.

"Tidak, aku tak ingin mengganggu babynya" bisik krist.

"Lagi pula babynya juga tak akan terganggu" ucap singto.

"Apa itu artinya kamu ingin aku memakan mu, hmm?"

"Ya, aku merindukan sentuhan mu. Aku menginginkan mu sekarang" ucap singto dengan wajah yang bersemu mewah.

Mungkin itu efek hormon kehamilan, beberapa hari ini singto memang sering meminta lebih dulu.

Krist mulai mengukung tubuh suaminya dan mengusap pipinya dengan lembut seperkian detik kemudian bibir keduanya mulai menyatu, saling menyesap dengan penuh kelembutan dan cinta.
















End.

Oneshot KristSingtoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang