Mystery Pt2

862 81 55
                                    

Singto menarik nafas kemudian ia membuka pintu kamar tersebut dan masuk dengan seorang suster.

"Selamat pagi tuan krist" sapa singto, karna ini hari pertama krist menjadi tanggung jawabnya dan dia yang bertugas menyiapkan semuanya keperluan krist.

Singto melihat jika krist masih sangat berantakan, rambutnya acak-acakan dan bajunya belum di ganti, jadi singto menyimpulkan jika krist belum mandi.

Singto masih merasa heran sebenarnya, kenapa krist bisa berubah drastis seperti sekarang? Tak seperti kemarin saat pertama ia bertemu dengan krist. Tatapan mata krist masih kosong dan seperti tak menghiraukan keberadaannya.

"Sus, tolong bantu dia mandi" ucap singto, membuat namtarn terkejut mendengarnya, apa singto lupa jika dia wanita?

"Maaf, dok. Tapi saya wanita. Dan yang membantunya mandi setiap hari perawat pria" ucap suster yang bernama namtarn itu.

"Dimana perawat itu sekarang?"

"Biar ku cari sebentar" ucap namtarn yang hendak keluar, singto melihat wajah krist tersenyum membuat singto takut, kemudian berlari mengejar namtarn.

"Sus! Jangan tinggalkan aku" ucap singto.

"Aku akan mencari perawat pria sebentar untuk membantunya mandi" ucap namtarn.

"A-aku ikut" ucap singto.

Mereka sama-sama keluar mencari keberadaan perawat yang biasanya membantu krist mandi, namun perawat itu tak terlihat sama sekali hingga akhirnya mereka kembali lagi ke kamar krist.

"Aku akan membantunya mandi, tapi kamu barus menunggu di depan pintu kamar mandi" ucap singto.

Walau sedikit aneh tapi namtarn tetap menganggukan kepalanya, karena baru kali ini singto terlihat takut pada pasiennya sendiri, apa itu masuk akal?

Singto membawa krist ke kamar mandi kemudian menutup pintu kamar mandi, jantungnya berdetak kencang takut krist berulah seperti kemarin, singto membuka satu persatu kancing baju krist sehingga dada putihnya terlihat.

Krist menatap wajah singto kemudian tersenyum menatap ekspresi ketakutan itu, krist mendorong singto ke dinding kamar mandi kemudian mengukungnya membuat singto berteriak sedangkan krist tersenyum nakal.

"Sudah ku bilang jika kamu tak gila! Apa maksud mu berpura-pura gila!!" Ucap singto.

"Suster namtarn!!" Teriak singto, namun sepertinya namtarn tak mendengar itu.

"Kamar mandi ini sudah di design kedap suara" ucap krist.

"Ku mohon lepaskan aku" ucap singto.

"Ayolah, aku hanya ingin berbicara dengan mu dan sedikit bermain dengan tubuh indah mu, setelah itu baru aku mandi" bisik krist sembari menggigit daun telinga singto.

Krist memasukan tangannya ke dalam celana singto dan meremas pantat singto sehingga membuat wajah singto memerah karna ketakutan, satu jari masuk ke dalam lubangnya benar-benar membuat singto menjerit dan menangis.

Karna tangannya tak dapat bergerak bebas di dalam celana singto, jadi krist membuka celana tersebut dan mengubah posisi singto agar menghadap dinding.

*Jlebb... Terasa sesuatu yang kasar dan panjang masuk ke dalam lubangnya, membuat singto meremas tangannya sendiri dan menangis, sudah dua kali dia mendapat pelecehan seksual oleh pasiennya sendiri bahkan pasien yang di anggap gila oleh orang-orang di sana.

Krist melumat telinga singto sembari bergerak maju mundur, desahan singto mulai terdengar merdu dan nafasnya mulai memburu, genjotan krist semakin cepat dan keras

Oneshot KristSingtoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang