Mystery Pt1

1.1K 81 35
                                    

"Ini riwayat kejiwaan pasien yang berada di ruangan B3" ucap seseorang menggunakan jas dokter.

Singto mengambil secarik kertas tersebut kemudian membaca dan memahami kondisi calon pasiennya.

"Mulai hari ini, kamu menjadi dokter pribadinya" ucap orang itu lagi.

Terhitung tiga kali, pasien di ruang B3 berganti dokter, entah apa sebabnya dan singto menjadi dokter ke empat yang menjaganya.

"Terima kasih, dok. Aku akan melihatnya sebentar" ucap singto.

Singto keluar dari ruangan kepala rumah sakit tersebut dan berjalan menelusuri koridor rumah sakit melihat kiri dan kanan banyak pasien di sana tengah di ajak bermain keluar agat mendapat sinar matahari.

Tak lama datang seorang wanita mendekat ke arah singto dan memperlihatkan bonekanya.

"Ini anak kita" ucap wanita tersebut, singto tersenyum melihatnya kemudian mengambil alih boneka itu dari tangan wanita tadi dan menggendongnya layaknya seorang bayi.

"Bayinya cantik" ucap singto.

"Dia tampan!! Apa kau tak lihat jenis kelaminnya!!" Ucap wanita itu marah kemudian datang beberapa suster mendekat ke arah mereka dan menarik wanita itu.

"Maaf, dok" ucap suster kepada singto.

"Tak masalah, aku pergi dulu" ucap singto sembari tersenyum.

Singto memang berkerja sebagai seorang dokter di rumah sakit jiwa dan dia sudah terbiasa mendapat perlakuan seperti tadi, itu sebabnya ia tak merasa risih dan malah meladeni wanita tadi, menghadapi orang seperti itu memang harus penuh kelembutan, terhitung tiga tahun ia berkerja di rumah sakit itu dan singto sudah terbiasa dengan berbagai jenis tingkah pasien di sana.

Singto tiba di depan kamar B3 dan bersiap masuk ke sana melihat pasien yang akan dirinya rawat.

Singto melihat seorang pria tampan tengah duduk termenung dengan tatapan kosongnya, pria itu bahkan sangat jauh berbeda dengan para pasien di rumah sakit itu, dalam artian dia terlalu bersih, tampan, pakaiannya juga bagus, rambutnya tersisir rapi apa benar dia gila?

Singto mendekatinya dan memeriksa catatan hasil pemeriksaan pasien itu di atas nakas samping ranjangnya , membaca diagnosa pria itu.

"Krist perawat, berusia 28 tahun. Sedikit mengalami depresi, penyebab masih belum di ketahui" gumam singto.

Sedangkan krist menatap dokter yang baru saja datang kemudian menarik tangannya sehingga membuat singto terkejut dan duduk di ranjang samping krist.

"Kenapa ada dokter semanis kamu?" Ucap krist membuat singto berteriak karnanya, bulu kuduk singto terasa merinding sekarang kemudian ia beranjak namun krist menahan tangannya dengan erat agar tak pergi

"Sudah hampir 3 bulan aku berada di sini dan tak bisa bermain dengan para jalang, banyak cairan harus ku keluarkan" ucap Krist sembari mengukung tubuh singto membuat singto benar-benar ketakutan.

Krist tak seperti orang gila pada umumnya, apa ada orang gila bisa bicara seperti itu? Bahkan seperti memiliki gairah untuk berhubungan seks.

Singto berusaha untuk mendorong krist yang berada di atasnya namun tenaga krist benar-benar kuat sehingga membuat singto pasrah di perkosa oleh pasiennya sendiri, pasien yang orang anggap gila bahkan sangat pandai merangsang tubuhnya.

Singto sangat yakin jika krist tak gila, tubuhnya sudah berada di bawah kendali Krist sekarang bahkan lubangnya sudah di tusuk sedari tadi, tubuh singto terasa kaku, ia hanya tak menyangka jika dia mendapat pelecehan seksual oleh pasiennya sendiri, air matanya mengalir begitu saja sedangkan krist masih mencari kepuasannya sendiri, menggenjot lubang singto tanpa ampun dan membolak-balik tubuhnya berganti posisi mencari posisi yang nikmat, serta mengeluarkan banyak cairan kentalnya yang selama ini tak pernah di keluarkan lagi semenjak dirinya berada di rumah sakit itu.

Tubuh krist bergetar hebat kemudian ia memuntahkan cairannya untuk kesekian kalinya memenuhi lubang hangat singto, sedangkan singto? Dia masih tak menyangka dengan apa yang terjadi pada dirinya sekarang.

Krist membenahi penampilannya kemudian ke kamar mandi membersihkan dirinya lalu mengganti pakaiannya. Cukup lama singto terdiam akhirnya ia tersadar dan langsung menutup tubuh polosnya dengan selimut, memungut satu persatu pakaiannya dan memasangnya kembali, singto menatap ke arah krist yang tersenyum padanya kemudian singto langsung keluar dari kamar tersebut.

"Dokter natt, apa kamu yakin jika pasien di kamar B3 gila?" Ucap singto, kepada kepala rumah sakit.

"Bukankah riwayat kejiwaan yang ku perlihatkan tadi sudah jelas?" Ucap natt.

"A-aku mengundurkan diri menjadi dokter pribadinya" ucap singto.

"Kenapa, dok? Baru kali ini kamu bersikap tak profesional seperti ini" ucap natt.

"Baiklah, ayo periksa kejiwaannya sekali lagi" ajak singto.

Natt menganggukan kepalanya, kemudian mereka pergi ke kamar krist dengan membawa dua suster juga.

Terlihat jika Krist sedang melamun dengan tatapan kosongnya, natt dan singto memeriksa keadaan krist lagi, bahkan natt mengajak krist berbicara namun krist seperti tak menghiraukan itu berbeda jauh dengan reaksi krist saat dengannya tadi, Krist bahkan memperkosa dirinya.

"Bukankah sudah jelas sekarang, dok?" Ucap natt.

"T-tapi tadi..." Ucap singto sembari menatap lantai dan kasur mencari bekas sperma Krist namun semua bersih, padahal singto jelas masih mengingat jika tadi banyak sperma berceceran di kasur dan lantai.

Tiba-tiba Krist menangis dan mengamuk membust natt dengan sigap menyuntik lengan krist hingga krist tenang kembali sedangkan beberapa suster mulai melakukan perkerjaan mereka dengan memberi krist makan dan membersihkan kamar krist.

Saat ini singto melihat Krist benar-benar seperti orang yang kejiwaannya sedang terganggu tatapan matanya kosong, rambutnya acak-acakan begitu juga dengan bajunya yang terlihat berantakan, apa yang terjadi?

"Tetap saja aku tak mau merawatnya" ucap singto yang semakin takut sekarang.

"Kenapa anda tak profesional dalam berkerja, dok?" Ucap natt, karna memang baru kali ini singto menolak pasien.

Singto tak mungkin mengatakan jika dia di perkosa oleh Krist tadi dan natt tak mungkin percaya mengingat jika kondisi krist seperti itu, dia harus menggunakan alasan apa sekarang?

"Dimana keluarganya?" Tanya singto.

"Tak tahu, dia di antar seseorang 3 bulan yang lalu dan sampai sekarang orang itu tak pernah keliatan lagi" ucap natt.

"B-baiklah, dia tetap akan menjadi tanggung jawab ku" ucap singto.

Singto akan meminta satu suster atau bila perlu perawat pria nanti menemaninya jika ia memeriksa keadaan krist.

Natt dan beberapa suster mulai keluar dari ruangan itu begitu juga dengan singto yang langsung berlari menyusul mereka semua, singto Benar-benar takut berdua dengan krist.












Tbc.

Oneshot KristSingtoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang