Dr. Krist Pt1

1.3K 83 98
                                    

Singto berlari memasuki sebuah rumah sakit dan berteriak seperti orang kesetanan.

"Dokter!! Dokter" teriaknya dengan menangis.

Tak lama datang beberapa dokter menghampirinya.

"Selamatkan anak ku" ucap singto dengan memohon, kemudian mereka pergi ke suatu ruangan
Singto merebahkan tubuh mungil anaknya ke atas ranjang dan beberapa dokter mulai memeriksa keadaannya, membersihkan banyak darah yang keluar dari mulutnya dan memeriksa tangannya yang sedikit membiru.

"Panggilkan dokter krist, aku takut menangani bayi ini sendiri" ucap dokter wanita yang saat ini tengah memeriksa bayi tersebut.

Singto menangis kencang melihat tubuh lemah anaknya, tak lama pintu ruangan terbuka menampilkan seorang dokter yang baru saja masuk.

"Siapkan ruangan operasi" ucap krist.

Beberapa suster mulai keluar untuk mempersiapkan ruangan operasi sedangkan krist menghampiri singto yang tengah menangis.

"Tanda tangani ini, tuan" ucap krist.

Singto melihat itu dan membacanya, jika bayinya akan di operasi berarti dia menyetujui apapun hasil dari operasi tersebut dan harus membayar minimal sebagian biaya untuk operasi itu, dari mana ia harus mendapatkan uang sebanyak itu? Sedangkan sekarang ia bahkan tak memiliki setengah dari harga biaya itu.

"Tuan?" Ucap krist karna singto lama terdiam.

"A-aku tak punya uang" lirih singto dengan suara yang tercekat dan sangat kecil bahkan hampir tak terdengar, tubuh singto bergetar memikirkan itu semua dia takut sekarang.

Krist menatap singto kemudian tersenyum.

"Aku bisa membantu mu"

"B-benarkah?"

"Hmm, ya? Tapi di dunia ini tak ada yang gratis?"

"Aku akan melakukan apapun itu, ku mohon selamatkan anak ku" ucap singto sembari menatap wajah krist.

Tatapan polos dengan di hiasi mata yang memerah mungkin karna terlalu lama menangis itu menambah kesan menggemaskan di mata krist, membuat krist tersenyum penuh arti menatapnya.

"Apapun itu?"

"Iya, apapun itu"

"Dokter, ruang operasi siap" ucap suster.

Beberapa suster mulai mendorong ranjang bayi tersebut membawanya keluar dari ruangan itu menuju ruang operasi.

"Baiklah, isi data diri mu di sini kemudian bayar itu menggunakan kartu ini" ucap krist dengan memberikan black card miliknya kepada singto lalu pergi dari sana.

Sedangkan singto, ia masih menatap tak percaya, kenapa ada orang sebaik krist? Mereka bahkan tak saling mengenal dan baru bertemu beberapa menit yang lalu, singto mengabaikan itu dan mengisi formulir yang di berikan oleh krist tadi lalu berjalan ke tempat pembayaran untuk melunasi itu semua.

Beberapa jam berada di ruang operasi akhirnya krist keluar dari sana, beberapa suster mendorong ranjang bayinya dan memindahkannya ke ruang perawatan.

"Operasinya berjalan dengan lancar" ucap krist, pada singto yang tengah duduk di depan ruang operasi sedari tadi.

"Terima kasih" ucap singto bahagia.

"Ikut aku keruangan ku, ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan" ucap krist sembari berlalu pergi dan di ikuti oleh singto dari belakang.

Singto menutup pintu ruangan dengan hati-hati lalu duduk di depan krist.

"Apa penyebabnya seperti itu?"

Oneshot KristSingtoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang