Love me please 2

745 78 60
                                    

*brukkkk... Terdengar suara pintu kamar terbuka dengan kasar membuat krist terbangun dari tidurnya, singto berjalan sempoyongan dengan memegang kepalanya yang terasa sangat pusing kemudian langsung merebahkan tubuhnya di samping krist.

Krist dapat mencium bau alkohol yang sangat menyengat di tubuh singto, membuat krist menatap aneh ke arahnya, tak biasanya singto mabuk seperti sekarang, singto memang sering keluar malam namun tak pernah pulang dengan keadaan mabuk.

"Sing..." Ucap krist lembut namun sepertinya singto sudah tak sadarkan diri.

Karna tak tahan dengan bau alkohol di baju singto membuat krist berinsiatif untuk mengganti pakaiannya, krist melepas sepatu singto lebih dulu kemudian membuka satu persatu kancing kemejanya.

Krist meneguk ludah kasar saat melihat dada singto yang sedikit memerah mungkin karna mabuk parah, juga di hiasi oleh keringat kecil di sana.

Krist juga membuka celana singto hingga menyisakan celana pendeknya, ia berjalan menuju lemari dan mengambil pakaian tidur untuk singto, krist melihat singto sama sekali tak terganggu dengan kegiatannya. Krist menatap bibir merah singto, pikirannya entah terbang kemana sekarang, ia sering memperhatikan bibir itu saat singto marah padanya, ingin rasanya krist mencicipinya, tapi krist juga takut jika singto akan terbangun nanti.

"Sing..." Panggil krist.

Nafas teratur keluar dari bibir singto, krist mendekatkan wajahnya perlahan, ia menatap bibir merah itu kemudian mengecupnya, karna merasa singto tak terganggu akhirnya krist menggerakan bibirnya melumat bibir merah itu, krist memejamkan matanya menikmati kelembutan bibir singto.

"Ugghhhh" lenguhan kecil keluar dari bibir singto membuat sesuatu terbangun dari tidurnya mendengar itu.

"Singto..." Bisik krist, namun singto benar-benar tak menghiraukan itu, apa krist harus memanfaatkan keadaan sekarang? Apa boleh dia bermain dengan tubuh suaminya di saat suaminya sedang tak sadar?

Krist menggenggam tangan singto memainkan telapak tangannya yang halus dan mengusap jari-jarinya, krist benar-benar memuja tangan itu, krist memainkan cincin pernikahan mereka yang masih di pakai oleh singto hingga sekarang kemudian mencium punggung tangannya.

Ciuman krist turun dari punggung tangannya hingga ke lengan singto, krist mencium setiap inci lekuk tubuh singto tanpa ada yang terlewat sedikit pun, kemudian ia menatap wajah singto lagi yang sepertinya benar-benar tak terganggu oleh kegiatannya.

"Singto..." Panggil krist, namun singto masih betah memejamkan matanya, krist mendekatkan wajahnya ke dada singto dan mencium dadanya, bibirnya berpindah dengan sendirinya mendekat ke puting coklat singto kemudian menyambarnya.

Krist menyusu dengan rakus di sana sedangkan tubuh singto mulai merespon, tubuh singto menggeliat saat krist memainkan lidahnya di putingnya membuat krist menghentikan kegiatannya sejenak takut itu akan membangunkan singto nanti. Krist menatap singto yang kembali tertidur kemudian mendaratkan ciumannya ke leher singto, krist menghirup aroma tubuh singto dan menghisap lehernya.

"Mmhhhh" lirih singto saat krist menghisap kuat lehernya.

Krist menatap satu tanda kemerahan terlihat di leher singto kemudian ia tersenyum senang.

Krist mendaratkan ciumannya ke dada singto, turun hingga perut dan terakhir Krist membuka celana pendek yang di kenakan singto hingga milik singto terlihat, miliknya sudah setengah menegang mungkin singto sedikit terangsang sekarang.

Krist mengocok penis tersebut, ia membuka lebar kaki singto agar mempermudahkan dirinya memainkan lubangnya, krist menatap singto sekali lagi yang sepertinya masih belum sadar.

Krist mengangkat pinggul singto kemudian mencium lubangnya, ia juga memberikan jilatan di lubang tersebut hingga membuat tubuh singto bergerak tak karuan, singto merintih di dalam tidurnya, entah apa yang di rasanya sekarang.

"Aarghhh"

"Mmhhhh"

"Ssshhhh" lirih singto, krist menghentikan kegiatannya dan menatap singto yang kembali terlelap.

Kemudian ia membuka celananya dan memegang tangan singto agar menggenggam miliknya, ia memejamkan matanya saat tangan halus singto mengenai penisnya, rasanya benar-benar nikmat walau krist sendiri yang menggerakan tangan singto, dia semakin gila sekarang, krist menginginkan lebih.

"Sayang..." Bisik krist, namun singto sama sekali tak terbangun.

Krist mendekatkan penisnya ke mulut singto dan berusaha untuk memasukannya ke dalam sana, rasanya benar-benar nikmat, krist tahu dia gila bermain sendiri dengan tubuh singto namun jika tak seperti itu ia tak akan merasakan kenikmatan sekarang.

Krist memegang dagu singto agar mulutnya terbuka hingga memperlihatkan sedikit lidahnya kemudian ia mendekatkan bibirnya dan menarik lidah singto menggunakan lidahnya, krist memejamkan matanya bermain sendiri yang terdengar hanya lenguhan dari singto, krist mentransfer salivanya di mulut singto hingga bibir singto basah kemudian mendekatkan penisnya, ia menggesekkan penisnya ke bibir singto.

Rasanya hangat dan licin, ingin rasanya krist menyuruh singto mengulumnya namun itu tak mungkin terjadi kan? Setelah puas bermain dengan mulut singto, krist mengubah posisinya lagi, ia mengangkat dua kaki singto kemudian menuntun miliknya agar masuk.

"Ssshhh... Sakitt..." Lirih singto namun matanya enggan untuk terbuka, singto benar-benar mabuk parah, bahkan untuk menggerakan tangannya saja rasanya berat, singto merasakan benda tumpul yang berusaha masuk ke lubangnya namun ia tak bisa berbuat apa-apa, kepalanya pusing, matanya seakan berat untuk di buka hingga benda tersebut tenggelam di lubangnya membuat singto mendesis perih.

"Mmmhhh..." Lenguh singto sembari menggeliat saat benda panjang itu mulai bergerak keluar masuk, rasanya geli namun singto lebih memilih untuk melanjutkan tidurnya dari pada harus menikmati rasa geli itu.

Sedangkan krist mulai bergerak semakin cepat dan kasar, tubuh singto bahkan terguncang hebat karnanya namun singto benar-benar tak terbangun, yang terdengar hanya desahan kecil dari mulut singto, Krist mengocok penis singto seirama dengan hentakannya hingga beberapa menit kemudian singto memuntahkan cairannya di tangan krist.

Krist melepas penyatuan mereka kemudian menelungkupkan tubuh singto, ia kembali menyetubuhi singto dari belakang, sedangkan singto hanya bisa pasrah, rintihan terus mengalun dari bibirnya, singto merasa bermimpi melakukan seks dengan seseorang, entah dengan pria atau wanita, ia tak mengetahui itu dengan jelas, yang di rasanya hanya kenikmatan saat melakuksn seks tanpa tahu jika dia sedang berada di pihak bawah sekarang.

"Aarghh"

"Ssshhh"

*Plokk... Plokk... Plokkk... Hentakan ketiga krist memuntahkan cairannya memenuhi lubang sempit singto.

Krist mengubah posisi singto menjadi miring ke samping, ia memasukan penisnya lagi sembari memeluk tubuh singto dari belakang kemudian ikut terlelap membiarkan penisnya merasakan kehangatan lubang singto.














Tbc.

Oneshot KristSingtoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang