04. KENAKALAN ASMA

211 60 21
                                    

HAPPY READING

▪︎🦋▪︎

"Ada yang lebih sakit daripada kehilangan. Yaitu melihat dia yang kau sayang telah berubah. Raganya memang tak hilang tetapi perasaannyalah yang telah berubah."

▪︎🦋▪︎

Amelia dan Hasna saling tatap saat melihat guru didepan sana tiada henti memandangi jam digital yang melingkar dipergelangan tangan.

"Sudah sepuluh menit. Kemana anak itu?" Guru itupun mengeluarkan suaranya.

Hasna menelan saliva susah payah. "Sahabat lo tuh Li. Info-info, suruh balik keburu emaknya ngamuk," bisik Hasna dari belakang.

Amelia menggeleng. "Aku takut mainin ponsel Na. Nanti ketahuan bu Yati. Bisa disita ponselku," ujar gadis itu.

Bu Yati berdiri dari kediamannya. Dia menelisik siswa siswi satu persatu hingga pandangannya terjatuh pada Miftahul Hasna, teman sebangku dari Asma Nadia.

"Hasna, kemana temanmu yang satu itu?" tanya bu Yati.

Hasna menggeleng cepat. "Katanya ke toilet 'kan bu? Nana cuma tahu itu," sahutnya lalu berpura-pura menulis sesuatu di buku.

Guru itu berdeham. "Baik. Kalian semua tetap tenang di Ruangan. Ketua kelas, jaga keamanan warga kelasnya. Saya izin keluar mencari Asma Nadia."

"Mampus!" jerit Hasna tertahan saat guru itu keluar dari kelas.

Mereka berduapun langsung cepat-cepat menghubungi Asma yang tak tahu entah kemana.

Sedangkan dilain tempat, tiga orang terlihat tengah menikmati semilir angin pukul 08:23 pagi. Mereka bertiga duduk tenang dibawah pohon mangga dibelakang Sekolah dengan beberapa camilan yang sengaja Asma hutangkan di Kantin sebelum menuju kesini.

Dia menoleh kearah Riki. "Zidan mana?" tanya Asma.

Riki mengepulkan asap rokok yang ia sesap zat nikotin yang terbungkus gulungan kertas  tersebut lalu menggeleng. "Mana mungkin Zidan bolos, As. Dia 'kan ketos, bolos dikit bisa turun jabatannya," sahut Riki mengundang tawa Asma dan Rama.

"Tuh bocah di Kelas masih rajin belajar. Nggak berani kek kita ini yang terlalu menikmati masa-masa SMA," ujar Rama.

Asma mengangguk. "Eh Zidan sudah ada pacar?" tanya Asma tiba-tiba pada Riki dan Rama.

Dua pria itu saling tatap lalu tersenyum smirk. "Awikwok deh. Nggak ada. Zidan jomblo, katanya lagi nungguin orang putus," sahut Rama sekaligus menyindir.

Namun seseorang yang disindir masih loading. Asma memanyunkan bibirnya. Jangan sampai kecemburuannya ini terlihat oleh Riki dan Rama. Habis sudah jika Zidan telah mengetahui perasaannya selama ini.

"Memangnya Zidan lagi nungguin siapa sih?" tanya Asma lagi dengan nada sewot.

Riki hendak menyemburkan tawa. "Nggak tahu tuh. Zidan bilang rahasia. Katanya, orangnya itu cantik banget."

Asma terbakar.

Baru saja ia hendak berkomentar namun lebih dulu suara ketukan pantofel terdengar sekeras mungkin. Mereka bertiga melototkan mata bersamaan kala mendengar suara itu.

AKU, KAMU, DIA DAN PILIHAN TUHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang