HAPPY READING
▪︎🦋▪︎
"Mungkin kamu akan mengira jika cintaku padamu sekecil sin 30°. Akan kujawab salah dan silahkan tebak besar rasa cintaku padamu sama dengan tan 90°."
▪︎🦋▪︎
Kali ini Asma mengajari ning Safa dan ning Marwah ditemani oleh tiga gus sekaligus diantaranya ada gus Abizar, gus Alshad dan gus Nizar. Asma sangat terheran mengapa tiga putra kiyai itu memilih untuk menemani kedua adiknya.
"Safa, belajarnya fokusin dong. Mas mau kamu pandai. Lihat Marwah! Dia fokus sekali," ucap gus Nizar.
Ning Safa mencebik. "Abang itu gak diajak. Mending diam aja deh atau abang mau gantiin posisi Safa? Sini deh abang aja yang belajar biar Safa yang bilang, abang belajarnya fokusin dong."
Gus Nizar kicep sedangkan manusia lainnya yang berada disana menyembur tawa. Terkecuali, gus Alshad. Itulah salah satu faktor kenapa dua ning tak mau diajar oleh gus Nizar. Sangat nyeleneh.
"Sudah? Ning masih ada pr lainnya nggak?" tanya Asma.
Ning Safa dan ning Marwah menggeleng. "Nggak ada kak. Terima kasih untuk ilmunya sore ini," ucapnya bersamaan. Asma mengangguk.
Asma menoleh kearah gus Abizar. Seseorang yang membuat ia pertama kali jatuh hati disini. "Gus Abi, Asma punya gombalan untuk kamu," ucap Asma menarik perhatian dua gus lainnya.
Gus Abizar tersenyum sedikit melirik kearah gus Alshad yang sudah berwajah tak bersahabat. Namun hal itu malah menjadikan kesempatan terbesar gus Abizar untuk menguji kesabaran adiknya dan untuk menguak apakah gus Alshad akan cemburu?
"Gus bawa handphone?" tanya Asma.
Baru saja gus Abizar akan menyahut namun seseorang lebih dulu memotongnya. "Bawa," sahut gus Alshad sargas.
Dua ning dan Asma menatap heran kearah pria itu.
Freak dan cringe.
"Gus Al, Asma lagi bertanya sama gus Abi," ucap Asma.
Gus Alshad mengedikkan bahu. "Toh kamu tanyanya gus. Saya dan Nizar juga gus. Tak ada salahnya kan jika menjawab."
Gus Nizar dan gus Abizar menahan tawa sedangkan Asma sudah menggurutu kesal. Makin hari kenapa gusnya ini seperti manusia tidak jelas yang membuat kesabarannya menipis.
"Gus kok makin ngeselin," sentak Asma.
"Sudah-sudah. Jangan berkelahi nanti jodoh," peringat gus Abizar lalu melirik gus Nizar yang pastinya sudah tahu. Mereka tersenyum.
Lagi-lagi Asma mencebik. "Nggak yah gus. Asma nggak mau. Kejam banget punya suami tukang hukum, hh," tolaknya memutar bola mata malas lalu menatap tajam kearah gus Alshad.
Seperti ada dendam kesumat disana.
"Oh ya. Asma mau gombalin gus Abizar dulu," ucap Asma lagi.
Gus Abizar mengangguk sembari tersenyum. "Silahkan ukhti." Begitu katanya.
Asma tersenyum malu-malu. Wajahnya telah memerah bersemu membuat ning Safa dan ning Marwah gemas dan berakhir terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU, DIA DAN PILIHAN TUHAN (END)
Fiksi Remaja[FOLLOW AKUN SEBELUM MEMBACA] [TAHAP REVISI] [END] Wajar jika remaja yang masih mengalami masa labil namun akan disebut kurang ajar jika yang mengalami itu adalah Asma. Dia, Asma Nadia gadis cantik yang sikap kelabilannya sudah israf. Asma itu menci...