HAPPY READING
▪︎🦋▪︎
"Nggak ada pria yang ngecewain seseorang yang dicintainya kak. Manusia emang pintar berbohong. Berharap sama manusia cuma bisa buat sakit hati dan kecewa."
•Asma Nadia•▪︎🦋▪︎
PLAK!!!
Yang dirasakan Bian saat ini adalah kecewa. Ia kecewa pada dirinya yang telah mengecewakan sang kekasih. Tak salah jika Asma marah sehingga menampar rahang tegasnya sekuat mungkin. Bahkan perlakuan Asma tak sebanding dengan apa yang ia perbuat beberapa minggu yang lalu.
"L-LO! ANJ*NG LO YA KAK. PRIA BAJINGAN GAK PUNYA HATI!!!" Asma memekik sekencangnya tak memikirkan pandangan orang lain yang melintas memandang mereka dengan tatapan aneh.
Cukup! Asma muak dengan semua ini apalagi saat Bian mengatakan kalau pria itu berbuat hal yang tak senonoh dua minggu yang lalu. Okay! Jadi ini pusat masalah kenapa pacarnya tak menghubunginya selama itu.
Asma memegangi dadanya, rasanya sakit seperti teriris. Meskipun ia menyimpan satu perasaan cinta pada dua pria yang berbeda, tetap rasanya menyakitkan kala Bian mengatakan kalau dirinya tak sadar melakukan hal itu.
"Lo jahat banget kak." Asma menunduk, tangisnya kali ini tak bersuara membuat hatinya semakin terasa sesak. Sakit sekali.
"Maafin kakak, Asma. Kakak gak sadar, itu semua efek minuman keras yang kakak minum."
Asma mendongak, matanya yang sudah memerah akibat kebanyakan menangis menatap tajam pria yang telah mengecewakannya. "LO BOHONG! LO BILANG GAK AKAN MINUM KEK GITU LAGI. MANA JANJI LO! CIH, PEMBOHONG!"
Bian memang bukan pria yang baik-baik namun sifat pria itu sedikit berubah membaik sejak menjalin hubungan spesial dengan Asma Nadia. Namun entah apa yang membuat pria itu kembali berbuat nakal sehingga mengakibatkan hal yang sangat fatal.
Bian terus terdiam saat Asma menunjuk-nunjuk wajahnya. Gadis itu terkekeh padahal dalam keadaan dirinya yang masih menangis. "Emang ya? Semua cowok itu sama. Sama-sama pintar nyakitin hati wanita!"
"GUE LAKUIN ITU SEMUA KARENA GUE STRES ASMA! ITU SEMUA KARNA LO YANG SELALU SEBUT-SEBUT ZIDAN DIDEPAN GUE. NGEBANDINGIN GUE DENGAN ZIDAN LALU NGERENDAHIN GUE, SEOLAH-OLAH DIKEHIDUPAN LO HANYA ZIDAN YANG SERBA BISA!"
"CUKUP KAK!" bentak Asma berteriak kencang.
"Jangan pernah kakak salahkan Zidan dimasalah ini. Dia nggak salah. Yang salah itu kakak. Padahal kakak sudah janji untuk nggak nakal lagi. Asma tanya mana janji kakak? Kenapa kakak malah berbuat hal yang parah kak. Asma kecewa sama kakak."
"Jadi, kakak anggap Asma itu apa? Tolong jangan jadikan Asma seperti simalakama kak."
Tangan gadis itu terulur menyeka air mata yang entah sudah berapa banyak mengaliri pipi chubbynya. Asma bangkit hendak meninggalkan Bian namun lebih dulu tangannya dicekal. Bian menarik Asma agar gadis itu kembali terduduk.
"Kakak masih cinta sama kamu," lirih Bian.
Asma menggeleng. "Nggak ada pria yang ngecewain seseorang yang dicintainya kak. Manusia emang pintar berbohong. Ayah emang benar, berharap sama manusia cuma bisa buat sakit hati dan kecewa."
Tangis gadis itu terhenti. Ia terkekeh membuat Bian keheranan. "Oh ya, Asma juga ada hal penting yang mau diomongin," ucapnya nampak tenang.
Hal itu semakin membuat Bian heran.
"Asma mau pergi dari Jakarta. Ayah ibu bilang lebih baik Asma mondok. Benar, ayah sama ibu emang benar. Lebih baik Asma pergi dari tempat yang memuakkan ini, hhh." Asma kembali terkekeh bersamaan dengan buliran bening yang lagi-lagi membanjiri mata sembabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU, DIA DAN PILIHAN TUHAN (END)
Teen Fiction[FOLLOW AKUN SEBELUM MEMBACA] [TAHAP REVISI] [END] Wajar jika remaja yang masih mengalami masa labil namun akan disebut kurang ajar jika yang mengalami itu adalah Asma. Dia, Asma Nadia gadis cantik yang sikap kelabilannya sudah israf. Asma itu menci...