74. DEEP TALK

147 30 1
                                    

ASSALAMUALAIKUM
BANTU RAMEIN
HAPPY READING

▪︎🦋▪︎

Selesai dengan menikmati jajanan, kini Asma mengajak gus Alshad ke sebuah stand dagangan yang menjual berbagai macam minuman. Asma mendekat lalu berbisik.

"Asma mau teh tarik mas. Beli ya?" ucapnya.

Gus Alshad mengangguk. "Siap cantik."

Sambil berbincang dan sambil menghabiskan segelas plastik es teh tarik, Asma terus mengajak suaminya berbicara hingga gus Alshad berpikir apakah Asma tidak akan kehabisan topik?

Diam-diam tangan pria itu terulur membuka ponsel yang langsung menuju kamera. Dia mengangkat ponsel dan langsung diketahui Asma. Netra wanita itu mengerjap lucu.

"Aaa, ayo foto, ayo foto. Mas yang pegangin ya, tapi mas harus ikut juga biar nanti Asma upload fotonya terus kasih caption, mas kesayangan," ujarnya girang.

Gus Alshad terkekeh dan mulai memotret beberapa gambar dengan pose Asma yang menggemaskan.

Kala minuman telah habis, mereka berdua bangkit pergi setelah membayarnya. Tak ada keinginan untuk pulang. Asma masih berniat mengajak suaminya mengitari pasar malam kali ini.

"As, tidak capek?" tanya Alshad basa basi memikirkan janin yang dikandung istrinya.

"Nggak. Memangnya kenapa? Mas capek ya?" tanya balik Asma.

Gus Alshad menggeleng lalu merangkul pinggang Asma sembari berjalan. "Mana mungkin mas lelah kalau jalan-jalannya bareng kamu. Tapi, kamu memang tidak capek kan? Mas takut anak kita kenapa-napa," ujar Alshad khawatir.

Asma menggeleng. "Aman mas. Anak kita kuat," sahutnya lalu terkekeh bersama.

Sedangkan disisi lain, tiga pria baru saja memijakkan kaki di pasar malam kali ini. Ini pertama kalinya Zidan, Riki dan Rama ikut campur dalam pasar malam di Jawa dan saran kesini diusul oleh Rama dengan alasan. "Hitung-hitung cari kesibukkan biar cepat move on, Dan," sarannya.

"Lo mau apa? Gue traktir deh," ujar Riki semangat 45.

Zidan menoleh kearah dua sahabatnya yang amat semangat malam ini untuk menghiburnya setelah Zidan bercerita tentang keputusan yang ia ambil untuk melupakan Asma, disaat itu pula Riki dan Rama berusaha menghiburnya.

Zidan mengulurkan tangan merangkul kedua bahu temannya dengan posisi dia berada ditengah antara Riki dan Rama.

"Gue mau pengganti Asma. Gimana? Bisa?" tanya Zidan bercanda sambil terkekeh.

"Bisa!" sarkas Rama.

"Benar ya? Kalau nggak, kalian gue suruh traktir zx25R," ancam Zidan membuat nyali Rama menciut.

Pria itu menepis tangan Zidan dan membiarkan Zidan hanya merangkul Riki. "Itu sih enaknya di lo. Bisa-bisa bangkrut gue, sekaligus nyawanya," hiperbola pria itu mengundang tawa kedua temannya.

"Lo mau pengganti Asma?" tanya ulang Riki.

Zidan mengangguk. Menimang apakah dia siap untuk mencari pengganti Asma tuk mengisi hatinya. Meskipun ragu, dia perlu mencari penggantinya.

AKU, KAMU, DIA DAN PILIHAN TUHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang