ASSALAMUALAIKUM
BANTU RAMEIN
HAPPY READING▪︎🦋▪︎
"Jangan diamin Asma terus mas."
Gus Alshad mengangguk. "Saya juga memiliki alasan tertentu untuk mendiamkanmu Asma."
Asma mendongak masih dalam pelukan suaminya. "Asma minta maaf kalau ucapan Asma waktu itu ngerendahin mas Alshad. Maaf kalau Asma belum bisa menerima mas sebagai suami Asma."
"Saya juga meminta maaf karena telah mendiamkan kamu seminggu ini."
Asma mengangguk. "Asma boleh nanya?" tanyanya.
Gus Alshad mengiyakan pertanyaan sang istri. "Sekarang mas dekat ya sama ning Fitri? Atau mas sudah suka sama ning Fitri? Ah, Asma nggak mau dimadu, tunggu hapalan Asma sukses sepuluh juz dulu ya mas, setelah itu mas ceraikan Asma baru menikah dengan ning Fitri."
"Apa maksudmu Asma?" tanya pria itu tak paham.
Asma mendengus lalu menunjuk dagu suaminya. "Nggak usah bohong ya mas. Perasaan itu nggak bisa dibohongi. Dua hari yang lalu, Asma lihat mas asik banget bicara sama ning Fitri mana ketawa-ketawa lagi," ucap Asma sedikit kesal.
Pria yang mendengarkan hal itu jadi tertawa ringan. "Jadi, kamu cemburu melihat saya dengan ning Fitri?" tanya gus Alshad mancing Asma.
Asma menggeleng cepat. "Mana ada. Asma cuma nggak suka bukan cemburu."
Dengan cepat, gus Alshad menarik hidung mungil menggemaskan milik istrinya membuat Asma kelabakan susah menapas. "Itu namanya kamu cemburu. Berarti sudah suka sama saya dong?"
Plak!
Tangan mulus Asma berhasil mendarat memukul lengan suaminya. Gadis itu membenahi letak tidurnya lalu kembali menatap tajam kearah Alshad. "Jangan mencari topik lain lagi dong mas! Pertanyaan Asma saja belum mas jawab."
Gus Alshad terkekeh. "Iya. Lagipula saya berbicara dengan ning Fitri karena masalah makanan itupun saya sengaja menyuruh Marwah menemani agar tidak menimbulkan fitnah."
Asma menggaruk kepalanya yang terlapis hijab. "Makanan? Makanan apa mas?"
"Saya mengatakan kepada ning Fitri agar berhenti memasakkan untuk saya sebab saya sudah memiliki istri. Lalu apa gunanya istri saya kalau saya menikmati masakan wanita lain?"
Asma terdiam ia melirik suaminya.
"Tapi kan Asma nggak bisa masak, mas."
Alshad tersenyum smirk. Ia semakin merapatkan tubuh kearah Asma membuat sang istri bergidik ngeri. "Karena kamu telah membiarkan saya memakan masakan ning Fitri. Kamu saya beri hukuman untuk belajar memasak dengan saya dan siap memasakkan saya setiap hari."
Netra Asma membola. "Yah kok gitu, mas!!!"
Pria itu malah tertawa renyah. "--dan, karena kamu sempat mengatakan jika lebih memilih hukuman menghapal maka hapalanmu minggu ini ditambah. Surah al-kahfi dan as-sajdahnya ya!"
Asma memajukan bibirnya dengan alis yang mengerut. "Ah ya! Jangan lupakan dengan ceritamu waktu itu. Harus dilanjutkan mulai besok," lanjut Alshad lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU, DIA DAN PILIHAN TUHAN (END)
Ficção Adolescente[FOLLOW AKUN SEBELUM MEMBACA] [TAHAP REVISI] [END] Wajar jika remaja yang masih mengalami masa labil namun akan disebut kurang ajar jika yang mengalami itu adalah Asma. Dia, Asma Nadia gadis cantik yang sikap kelabilannya sudah israf. Asma itu menci...