59. ASMA CEMBURU

134 22 0
                                    

ASSALAMUALAIKUM
BANTU RAMEIN
HAPPY READING

▪︎🦋▪︎

"Kamu cantik, kamu kaya, kamu solehah," ucap Asma menye-menye.

Alshad melirik wanita disebelahnya dengan wajah heran. Alisnya yang terlihat lebih meninggi sebelah menunjukkan dirinya bertanya-tanya. Dilihatnya Asma yang menutup tas dengan kasar lalu mendengus sebal dan meninggalkannya.

"Asma, kamu kenapa?" tanya Alshad sebelum Asma hilang dari pandangan.

Si wanita menoleh tak ramah kepada Alshad. "Mas ini, suka sekali bertanya Asma kamu kenapa, Asma kamu kenapa? Memangnya mas nggak berpikir gimana mendesaknya keluarga bu Salsa itu mau mas pindah kartu keluarga?" geram Asma tak menyebut untuk menjadikan suami.

Bukannya marah, gus Alshad malah tersenyum. "Sudahlah ning. Sudah jelas saya menolak. Kenapa dipermasalahkan, memangnya kamu cemburu?" tanya Alshad membuat wajah Asma langsung cengo.

"Eh."

"Y-ya enggak lah mas! Yakali Asma cemburu. Kan Asma enggak mencintai mas," jeda Asma sebentar lalu melanjutkan kata, "mungkin." Dengan suara yang amat kecil.

Batinnya bertanya-tanya. Seolah pernyatan dari Alshad tadi menunjukkan jika disituasi ini Asma tengah cemburu. Dulu Asma ikhlas sepenuh hati mengatakan tidak mencintai Alsahd namun tadi, rasanya ia ragu.

Asma menggeleng cepat lalu mendengus sebal. "Sudahlah! Mas ini memang suka bolak balik, Asma lagi bicarain apa, malah membahas apa!"

Ia hendak melanjutkan perjalanan keluar kamar namun lagi-lagi sang suami memberhentikannya. "Yasudah jika memang itu maumu. Jika kamu memang tidak ada harapan untuk mencintai saya jangan bersikap seolah-olah kamu tidak merelakan saya kepada orang lain, Asma."

Asma terdiam.

Baru kali ini gus Alshad mengatakan hal yang membuat Asma menebak jika Alshad sudah tak ingin mengejarnya lagi. Apa gus Alshad menyerah? Atau sudah mendapatkan wanita yang lebih baik dari Asma.

Asma tak enak hati mendengar kalimat tersebut.

"Kamu memang membawa kunci gerbang milik hati gus Alshad. Kamu juga berkhendak membuka gerbang tersebut. Tetapi, kamu tidak bisa melawan kalau memang kunci itu akan diambil kembali oleh sang pemiliknya. Bukalah sebelum terlambat dan kembalikan kuncinya sesegera mungkin sebelum sipemilik kunci tersebut berharap terlalu jauh, Asma."

▪︎🦋▪︎

Pasangan suami istri itu telah tiba dikediaman bapak Hairul dan ibu Fathia. Telpon tadi pagi memberikan kabar jika dirumah Asma tengah mengadakan pengajian yang mengundang keluarga besar.

Pengajian itu sendiri diadakan besok pagi. Sebab perjalanan yang jauh membuat Alshad berangkat terlebih dulu dan sampai di Jakarta, tengah malam.

Kak Ivi yang melihat Asma keluar dari mobil hitam jadi menggeleng tak percaya. Adiknya yang dulunya bar-bar kini menjadi wanita muslimah dengan cadar. Ia mengucap masyaallah lalu memeluk Asma erat.

"Kak Ivi, kangennn," rengek Asma.

Bapak Hairul berdeham keras membuat sesi berpelukan itu terhenti. Asma memandangi wajah sang ayah penuh tanya. "Memangnya nggak kangen sama ayah dan ibu?" sindirnya melihat ibu Fathia.

Asma tersenyum lalu segera memeluk ayah dan ibunya secara bergantian. Alshad pula begitu, pria itu mencium tangan mertuanya dan dirangkul oleh ayah Hairul.

AKU, KAMU, DIA DAN PILIHAN TUHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang