ASSALAMUALAIKUM
BANTU RAMEIN
HAPPY READING▪︎🦋▪︎
"Masak apa ning?"
Asma menoleh kearah belakang dimana sang suami terlihat tengah melipat lengan kemejanya. Alshad tersenyum hangat dan dibalas senyuman oleh gadis didepannya itu.
"Asma cuma goreng telur mata sapi. Nggak apa kan mas? Kalau mas nggak mau, nggak apa, biar Asma aja yang makan."
Gus Alshad menggeleng lalu mendekat. Tangannya terulur mengelus pucuk kepala sang istri membuat Asma merasakan kehangatan disubuh hari.
"Apapun yang kamu buat, akan saya makan," sahut gus Alshad.
Asma menahan senyum dan kembali menceplok telur untuknya. Gus Alshad semakin mendekat, merapatkan tubuh dengan Asma membuat si gadis nampak seperti anak kecil. Asma mendongak melihat suaminya yang sudah tersenyum.
Akh! Manis sekali ya Allah.
"Mas jangan dekat-dekat," peringat Asma kembali menunduk tak ingin berlama-lama menatap Alshad.
"Kenapa? Toh kamu istri saya, hak saya, mau saya apain pun itu terserah saya. Misalnya, saya peluk, saya cium lalu saya cekik dan saya lemparkan."
Netra Asma memicing siap dengan sudip yang sudah melayang diudara. "Mas, mas bicara lagi, aku gak tanggung resiko ya kalau ini kena kepala mas," ancam Asma memukul angin dengan sudip yang ia bawa.
Bukannya menjauh, Alshad malah mendekat. Wajah datarnya yang dingin membuat Asma kebingungan. Ada apa dengan suaminya?
"Mas, Asma lagi masak. Jangan ganggu dong nanti kita kesiangan," ucap Asma tapi masih memandangi gus Alshad yang menatap lekat kearahnya.
"Sebentar ning, saya ingin melihat yang putih bersih menjadi merah merona," sahut gus Alshad absurd bahkan tak dipahami Asma.
Namun kala alis Asma masih mengerut kebingungan, sesuatu yang lembab mendarat dikeningnya cukup lama. Asma mati kutu, ia lupa cara untuk bernapas.
"ASTAGFIRULLAH!"
Asma dan Alshad langsung kembali ke posisi semula saat mendengar suara wanita yang mengagetkan. Mereka menoleh kearah sumber suara. Wanita dengan abaya hitam itu menyengir merasa bersalah. "E-eh maksud ummi masyaallahh, romantis sekali pasangan ini dipagi hari," ucapnya mengoreksi.
Gus Alshad menggaruk tengkuk yang tak gatal sedangkan Asma, wajah yang semula putih bersih kini telah menjadi merah merona sesuai apa yang gus Alshad katakan tadi. Akhh! Dirinya malu, mana kepergok ummi Fatimah pula!
"U-ummi? Ada apa pagi-pagi kesini?" tanya Asma kikuk.
Ummi Fatimah mengulurkan ponsel kearah Asma membuat wajah Asma kebingungan. "Dari sejam yang lalu, Hairul dan Fathia menelpon kalian berdua, tapi tidak ada respon sedikitpun. Eh ternyata lagi romantisan di Dapur. Tuh kompor matiin dulu, mas."
Gus Alshad langsung mematikan kompor dan menyajikan dua telur mata sapi yang telah istrinya gorengkan.
"Memangnya ummi tidak bisa ketuk pintu dulu?" tanya Alshad malu-malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU, DIA DAN PILIHAN TUHAN (END)
Fiksi Remaja[FOLLOW AKUN SEBELUM MEMBACA] [TAHAP REVISI] [END] Wajar jika remaja yang masih mengalami masa labil namun akan disebut kurang ajar jika yang mengalami itu adalah Asma. Dia, Asma Nadia gadis cantik yang sikap kelabilannya sudah israf. Asma itu menci...