50. MEREKA BERDUA

114 25 2
                                    

ASSALAMUALAIKUM
BANTU RAMEIN
HAPPY READING

▪︎🦋▪︎

"Kenapa? Kenapa mereka berdua malah ada disekitar Asma?"

▪︎🦋▪︎

"Dia kenapa?"

Syariffah menggeleng atas pertanyaan Asma. "Sudah. Biarin aja. Dia emang gitu. Reyhan Maulana itu terkenal sok cool. Kamu tahu kan dengan kata sok? Ya gitu lah."

Mereka bertigapun kembali tak tertawa. Meskipun dalam hati, Asma masih merasakan hal yang janggal terlebih saat mendengar nama Reyhan.

Eh, Reyhan?

"Siapa tadi namanya?" tanya Asma ulang.

"Reyhan Maulana, Asma," sahut Iffah.

Nama yang membuat Asma mengingat seseorang. Reyhan. Nama yang pernah Bian beri tahukan kepadanya. Ah, mungkin ini Reyhan yang berbeda. Terlalu banyak nama Reyhan disini. Asma mencoba berpikir positif.

▪︎🦋▪︎

"Bagaimana perasaanmu hari ini terhadap gus Alshad, Asma?"

Asma menoleh kearah ning Fitri yang berada disebelahnya. Saat ini dua ning itu tengah mendudukkan diri di bangku taman kawasan santri putri sambil menikmati sore hari menunggu maghrib. Begitu katanya.

Melihat gerak-gerik Asma yang memperhatikan manusia lain agar pembicaraan tak terdengar siapapun, ning Fitri memilih lebih mendekat.

"Tenang, nggak ada ning," sahut Asma lalu terkekeh disebalik cadarnya.

Ning Fitri mengucapkan hamdalah lalu tersenyum. "Em, Asma. Apa kamu bercadar ini atas perintah gus Alshad?" tanya wanita itu lagi.

Lagi-lagi Asma mengangguk. "Ya. Ah, tapi nggak sepenuhnya. Karena ada rasa dihati Asma juga berniat buat pakai cadar," jawab Asma sedikit berbohong tak ingin ning Fitri merasakan cemburu.

"As boleh saya meminta izin untuk membuatkan sarapan setiap pagi dan diberikan kepada suamimu?"

Asma mengerjap, mata bulatnya yang indah terlihat menampilkan kesenangan. "Boleh dong ning."

"Kebetulan juga, saat ini Asma masih belum bisa masak dan biasanya juga gus Alshad yang masakin. Ning jangan bilang ke ummi ya?" Asma berbisik dan mendapat kikikan dari ning Fitri.

"Bawa makanannya lebihan juga ya ning? Biar Asma bisa icip-icip," imbuh Asma.

Fitri memberikan tanggapan dua jempol kearah Asma. "Siap. Setiap pagi saya akan ke rumahmu membawakan sarapan sekaligus bekal untuk gus Alshad."

Tak disadari, Asma sendiri telah berbagi suami kepada ning Fitri.

Ketidak adaan rasa cinta dihatinya membuat Asma rela jika gus Alshad diberikan kepada ning Fitri. Entah hal itu akan berjalan sampai kapan. Kapan Asma mencintai suaminya? Kapan ning Fitri tersadar jika pria yang ia harapkan adalah suami orang dan juga sampai kapan gus Alshad akan sabar menunggu sang istri membalas cintanya.

Kapan?

Selepas mengaji malam, Asma memutuskan untuk pulang duluan ke rumahnya setelah menengoki asrama kamar Khadijah. Sembari  menunggu kedatangan sang suami, Asma nampak mengotak atik ponsel baru yang diberikan oleh gus Alshad.

AKU, KAMU, DIA DAN PILIHAN TUHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang