32. AKAD

189 33 0
                                    

BANTU RAMEIN
HAPPY READING

▪︎🦋▪︎

"Kala suatu hari saat kamu sudah istiqomah menjalankan hal baik lalu Allah turunkan musibah kepadamu, kamu harus selalu sabar dan tabah menjalaninya dan ingat Allah memberikan ujian itu untuk menguji keimananmu. Jangan berpikir bahwa tuhan itu tidak adil."

▪︎🦋▪︎

Gus Nizar menghentikan langkahnya kala ada santri putra yang tiba-tiba datang. "Assalamualaikum gus."

"Waalaikumsalam. Ada apa?"

"Gus dipanggil ummi Fatimah disuruh ke ndalem," ucap santri putra itu.

Niat untuk mencari kitab yang dipinta Lana pun gus Nizar urungkan. Seseorang yang memantau gus Nizar dari kejauhan mendesah kecewa kala melihat anak dari kiyai itu mengurungkan niat untuk membuka pintu gudang. Pria itu mendahulukan panggilan dari ummi Fatimah dan memutuskan untuk mencari lima kitab itu selepas selesai dengan umminya dulu.

Ternyata ummi Fatimah meminta gus Nizar untuk menghantarkannya ke sebuah toko kue. Berjam-jam mereka disana untuk membeli kue-kue kecil hingga gus Nizar resah sendiri karena belum mencari kitab untuk Lana. Mungkin Lana berpikir bahwa gus Nizar sibuk.

"Ummi, tumben beli kuenya banyak?" tanya gus Nizar.

Ummi Fatimah tersenyum. "Nanti malam kan mas Alshad mau pulang bersamaan sama keluarganya Asma yang mau datang. Jadinya ummi mutusin beli kue ini buat hidangan nanti."

Gus Nizar mengangguk.

Setelah selesai membeli kue ternyata hari sudah sore saja. Selepas sholat ashar, gus Nizar memutuskan ke Gudang untuk mencari lima kitab yang dipinta Lana.

Santri putra yang memantau gus Nizar kembali ketempat, melihat gus tersebut yang hampir memasuki gudang tak lupa mengabarkan kepada santriah yang telah ia ajak bekerja sama untuk menjebak Asma bersama gus Nizar.

Tak lupa mengucapkan salam dan bismillah, gus Nizar mulai memasuki gedung tersebut.

Ia terheran saat melihat tempat ini tertata rapi. Setahunya tempat ini nampak berantakan. Siapa yang membuatnya sebersih ini? Gus Nizarpun tersenyum melihat tempat yang sudah rapi itu. Ia mulai berkeliling menuju rak besar dimana ada banyak kitab yang sudah tak diketahui pemiliknya.

Tangan pria itu terulur mencari lima kitab dengan jenis yang berbeda. Cukup lama untuk mencari itu apalagi dengan keadaan kitab yang masih berserakan. Tapi gus Nizar heran karena beberapa kitab nampak sudah diurutkan. Terdengar suara seseorang yang sedang menguap.

Gus Nizar beristighfar ditempatnya lalu memutar tubuh melihat kearah sumber suara tersebut. Netranya membola saat mendapati Asma baru bangun dari tidurnya. Sejak kapan ada santriah dengan gamis coklat mocca disana?

Asma ikut mendelik saat melihat gus Nizar. "G-gus. Ngapain disini?" tanya Asma panik. Mengingat mereka hanya berduaan disini.

"Kamu jangan salah paham dulu. Saya kesini mau mencari kitab yang diminta santri. Demi Allah saya tidak melihat kamu yang tertidur dibawah meja."

Asma mengangguk meskipun hatinya masih resah takut jika ada santri lain yang melihatnya. Pasti itu akan menimbulkan fitnah. Asma bangkit dari bawah meja lalu berdiri disebelah gus Nizar.

"Cari kitab apa gus, sini Asma bantu carikan."

"Tidak usah. Kamu keluar saja, takutnya ada orang lain yang melihat kita berdua disini. Itu akan menimbulkan kesalahpahaman lalu berujung Fitnah," beri tahu gus Nizar.

AKU, KAMU, DIA DAN PILIHAN TUHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang