49. DIPANTAU PAK SUAMI

126 22 0
                                    

ASSALAMUALAIKUM
BANTU RAMEIN
HAPPY READING

▪︎🦋▪︎

"Saya tahu, saya paham dan saya melihatnya. Kamu masih mencintainya. Tetapi, saya mohon jaga kehormatanmu sebagai wanita sekaligus seorang istri. Jangan sampai orang lain beranggapan buruk denganmu."

▪︎🦋▪︎

Iffah meminta izin ke Toilet sedangkan Afiqa meninggalkannya pergi ke Kantin dengan alasan membeli air, tersisalah Asma menyendiri yang tak memiliki teman terduduk di bangku panjang sekitar koridor universitas.

Dia terus menunduk menikmati suara ketuk sepatu manusia yang berlalu lalang dihadapan. Hingga terdengar para senior yang memulai gosipnya dipagi hari.

Asma memang tidak ingin mendengarnya namun sebab jarak yang dekat membuat Asma tak sengaja mendengar jelas apa yang kakak senior itu gibahkan.

"Lo kenal sama dosen yang dingin itu nggak?" tanya wanita asing.

Wanita lainnya menggeleng. "Beuh, asal lo tahu tuh dosen dingin banget. Dingin? Iya. Killer juga iya. Anehnya gue sih suka."

"Lah tolol. Katanya dingin sama killer," bantah yang lain.

Wanita yang memiliki topik cerita itupun terbahak keras. "Jelas gue sukalah. Dosennya ganteng cuy mana tinggi banget lagi. Kabar-kabarnya sih masih single," ujarnya memanasi keadaan.

Asma berulang kali mengucap istigfar. Tetapi saat mendengar apa yang diucapkan kakak seniornya itu seperti mendeskripsikan pria yang tak asing.

"Btw namanya siapa? Siapa tahu gue bisa kenalan. Lo ah, udah tau gue bisa klepek-klepek sama cowok yang dingin apalagi ganteng!"

"Namanya pak Alshad. Awas aja kalian suka. Itu inceran gue ya!"

Netra Asma langsung melebar. Ah, benar sekali. Pantas saja rasanya tidak asing dengan ciri-ciri yang telah disebutkan. Rupanya suaminya sendiri toh.

Dingin? Cuek? Dan menyebalkan. Itu memanglah sikap gus Alshad. Tapi, Asma serasa hampir lupa dengan sikap menyebalkan semua itu sebab kian hari gus Alshad sangat peduli dengannya.

Apa si dingin itu mulai menghangat?

Ah, Asma menolak kepalanya sendiri.

▪︎🦋▪︎

Seluruh Mahasiswi Mahasiswa baru yang berada di Universitas ini dikumpulkan ditengah lapangan. Teriknya matahari pagi belum membuat mereka kepanasan. Cukup katakan menyilaukan saja.

Asma bersama dua sahabatnya asik bergurau melihat betapa ramainya lapangan yang amat luas ini. Mereka bertiga juga menatap kedepan dimana terlihat kakak-kakak senior yang akan membimbingnya nanti.

"Masyaallah. As, Fah, lihat! Kakak yang paling sebelah kanan, rambut belah tengah ganteng banget," puji Afiqa tertahan.

Iffah mencubit pelan tangan gadis itu membuat Afiqa langsung senyap. "Dibuat santai, mbak. Jangan gawat nanti kita dihukum." Fiqapun mengangguk.

Alih-alih Asma menatap gedung yang sempat ditunjuk suaminya pagi tadi. Tak sengaja netranya yang indah menatap seseorang yang tengah mengintip dari atas sana. Itu suaminya, si dosen dingin yang sempat dibicarakan para senior tadi pagi. Tak sengaja juga, Asma mendengar pembicaraan tersebut.

AKU, KAMU, DIA DAN PILIHAN TUHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang