39. HARI - H

152 27 0
                                    

ASSALAMUALAIKUM
BANTU RAMEIN TEMAN-TEMAN
HAPPY READING

▪︎🦋▪︎

"Bukan soal siapa si pemilik rasa cinta terbesar tetapi tentang dia yang terlebih dahulu berani menjabat tangan ayah sembari mengucap kalimat akadnya."

▪︎🦋▪︎

Acara inti segera dimulai. Handphone yang berada dihadapan Asma tepatnya milik Kak Ivi telah tersambung pada siaran langsung di Acara yang tengah berlangsung didalam Masjid.

Ayat-ayat Alquran telah dilantunkan indah oleh gus Alshad. Surah Ar-Rahman yang dipinta Asma kala itu menjadi saksi bahwa gus Alshad mencintainya karna Allah. Asma menunduk, tangannya berusaha menyeka air mata.

"Jangan menangis, nduk," peringat ummi Fatimah."

Asma mengangguk.

Sedangkan di dalam Masjid sana, Alshad hampir menyelesaikan hapalan surah Ar-Rahmannya. Ayat terakhir yang berisi

Fabiayyi āla, irobbikuma tukazziban

Tabā rokasmu robbika zil jala liwal ikram

Disaat itulah, detik-detik ketegangan mulai melanda kala tangan bapak Hairul menjabat tangan sang menantu dihadapan pak penghulu serta para saksi yang memenuhi Masjid.

Seluruh kamera disegala sisi terpasang siap, layar lebar yang berada diluar masjid langsung menampilkan acara inti didalam sana.

Bapak Hairul menarik napas lalu menghembuskannya perlahan tak lupa mengucapkan bismillah dihati lalu mengucapkan syahadat.

"Bismillahirrohma nirrohim. Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka Asma Nadia binti ahmad Hairul alal mahril suroti rohmaan haalan."

Sekali tarikan napas, gus Alshad menjawab dengan lantang. "Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur haalan."

"Sah?"

"SAHHH."

Para saksi yang berada disana menyeluruh menjawab Sah bersamaan. Asma yang berada di ndalem, dituntun menuju masjid utama mencari keberadaan suaminya. Ummi Fatimah beserta ibu Fathia selalu membisikkan ditelinga Asma disaat dua orang itu menuntun putrinya.

"Bismillah Asma. Jangan menangis. Hari ini acara bahagiamu, nduk. Selamat ya sayang," lirih ummi Fatimah.

Seluruh penghuni Masjid mengalihkan tatapannya pada seseorang yang baru memasuki tempat itu. Asma beserta kedua ibu yang berada disebelahnya berjalan dengan anggun. Wajah yang cantik serta gaun yang indah membuat para photografer siap memotret hal itu.

Dari kejauhan, Zidan melihatnya menahan tangis. Gadis cantik menggemaskan yang sempat ia cap sebagai calon istri ternyata dimiliki pria lain.

Sesenggukan terdengar, cepat-cepat Riki menarik tangan Zidan lalu membawa pria itu keluar dari Masjid.

Asma melihatnya. Melihat pria yang ia cintai itu pastinya kecewa.

Gus Alshad melirik ke sebelah, dimana Asma baru saja duduk. Masyaallah, cantiknya istriku. Ingin sekali Alshad ingin mengucapkan hal itu namun ia harus lebih dulu memasangkan sesuatu dijari Asma.

AKU, KAMU, DIA DAN PILIHAN TUHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang