ASSALAMUALAIKUM
BANTU RAMEIN
HAPPY READING▪︎🦋▪︎
Siang ini Asma terlihat tengah menyemil biskuit hamilnya. Wanita yang berada didalam kamar itu mematung kala pesan yang terakhir dikirim hampir setahun itu kembali menggentayangi.
Pesan yang dikirim dari akun fake yang bertuliskan. "Selamanya, kamu milikku."
Asma bergegas mencari room chatnya dengan Zidan. Jujur, ia tak pernah membalas satu pesanpun pada Zidan namun hari ini berbeda. Ia sekarang yg malah akan mengirimkan pada pria tersebut. Ia tak tahan dan keputusannnya sudah bulat memutuskan jika pelaku ini adalah Zidan.
Zidan
Ada yang mau Asma bicarakan. Sore ini, di kampus.
Hah? Gue gak salah lihat kan? Lo ngirim pesan ke gue duluan As. Sumpah gue speechles. Gue yakin sih lo bakal kembali ke gue lagi. Santai As, perasaan gue masih sama.
Asma tidak mebalasnya lagi. Wanita itu pun memutuskan untuk tidur dan menyiapkan mental untuk bertemu Zidan sore nanti sebab yang ia ingat ia telah lama tidak bercengkrama dengan Zidan. Sekedar menyapa pun tak ada.
▪︎🦋▪︎
"Gila, lo nuduh gue?"
Asma mengangguk. "Kalau bukan kamu siapa lagi Dan? Please, Dan ... jangan ganggu aku lagi, aku ingin hidup tenang dengan mas Alshad tanpa ada pesan yang terus menghantui aku disetiap harinya. Sampai kapan Dan? Sampai kapan kamu terus akan teror aku?"
Zidan menggeleng. Apa yang dikatakan Asma tadi sama sekali tak pernah ia perbuat. Pria itu mendekat membuat Asma semakin menjauh. "As dengar gue baik-baik."
"Gue memang cinta sama lo. Gue emang ada harapan buat balik sama lo lagi tapi demi Tuhan gue gak pernah bersikap konyol seperti itu. Itu bukan gue As," sangga Zidan.
Alis Asma terlihat mengerut. "Kalau bukan kamu terus siapa?" Pria itu mengedik.
Asma menyeka air matanya. Belum sempat ia berbicara, kini seseorang datang sembari menatap benda yang melingkar ditangan. Gus Alshad berdecak. "Sudah sepuluh menit lebih saya perhatikan kalian dari atas."
"Asma, sudah ngobrolnya? Ayo pulang. Tidak baik diluar menjelang maghrib."
Asma yang merasa hawa tidak enak dari suaminya pun mengangguk. Sebelum ia pergi, Zidan sempat memanggilnya. "Lo boleh benci gue As tapi sumpah, gue gaada niat buat hidup lo susah."
"Sekarang gue baru sadar, kalau lo emang gaada niat balikan sama gue kan? Terima kasih ya As. Sekarang gue mundur. Gue rasa apa yang gue perbuat saat ini percuma. Lo terlalu mandang gue buruk." Zidan menjeda. "Gue pamit."
Mood Asma benar-benar hancur. Ia menangis tiada henti membuat gus Alshad yang sedari tadi memperhatikan jadi tak enak hati.
"Bicara apa saja tadi? As kalau ada masalah bilang ke saya," ucap Alshad.
Asma mengangguk. "Asma capek mas. Maaf kalau Asma kurang terbuka sama mas. Jujur, Asma merasa nggak nyaman selalu diteror. Asma nggak tahu siapa dibalik semua ini entah kenapa Asma malah menuduh Zidan."
"Teror?" tanya Alshad.
Asma mengangguk lagi. "Kotak, pesan, bunga, surat dan pesan itu lagi. Seakan nggak ngasih waku buat Asma bahagia dengan lega. Siapa ya mas?"
Alshad jadi ikut berpikir. Melihat kejadian tadi sore dan mendengar cerita istrinya, Alshad menghubungi Zidan diam-diam dan mengajak pria itu bertemu disebuah cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU, DIA DAN PILIHAN TUHAN (END)
Fiksi Remaja[FOLLOW AKUN SEBELUM MEMBACA] [TAHAP REVISI] [END] Wajar jika remaja yang masih mengalami masa labil namun akan disebut kurang ajar jika yang mengalami itu adalah Asma. Dia, Asma Nadia gadis cantik yang sikap kelabilannya sudah israf. Asma itu menci...