ASSALAMUALAIKUM
BANTU RAMEIN TEMAN-TEMAN
HAPPY READING▪︎🦋▪︎
"Ceraikan saja Asma. Insyaallah, Asma akan bahagia gus."
▪︎🦋▪︎
Keesokan harinya, Asma dan gus Alshad sudah siap berkumpul dengan keluarganya. Lengkap terlihat banyak tak terlupa dengan beberapa tas yang berisikan pakaian sebab gus Alshad memilih untuk mengajak Asma satu rumah dengannya dan tepat, rumah gus Alshad sendiri baru selesai dibangun bertempatan dibagian belakang ndalem. Bisa dikatakan lumayan jauh namun masih dalam area pesantren yang tidak diketahui banyak santri sebab keberadaannya dilingkungan ndalem.
Bapak Hairul mendekat kearah menantunya, merangkul gus Alshad. "Sekarang tanggung jawab ayah sudah berpindah ke kamu nak. Jaga anak ayah baik-baik. Ayah tahu kalau Asma itu nakal maka dari itu ayah meminta ke kamu buat bimbing Asma dengan baik dan ikhlas. Ajarkan dia dengan sabar dan jangan bentak Asma kalau dia salah. Kalau memang sikapnya sudah keterlaluan, selesaikan masalah dengan kepala dingin jangan dengan kekerasan," ucap bapak Hairul.
Alshad menunduk lalu mengangguk. "Siap, ayah. Insyaallah, Alshad akan memperlakukan istri Alshad dengan baik."
"Jadi langsung mau pindah rumah?" tanya ummi Fatimah.
Gus Alshad dan Asma mengangguk bersamaan. "Iya ummi. Tapi barang-barang Asma masih ada yang tertinggal di Asrama."
Ummi Fatimah tersenyum. "Nggak apa, nanti ummi minta tolong Safa dan Marwah buat diambilin. Lagipula seluruh santri disini masih libur."
Sebelum gus Alshad membawa Asma pulang ke rumah terlebih dulu ibu Fathia dan Livia meminta izin untuk berbicara penting dengan gadis itu. Asma dibawa ke depan, bertempat dikesunyian agar pembicaraannya tak didengar orang lain.
"Dengar omongan ayah tadi? Alshad begitu baik sama kamu, jangan sampai kamu mengecewakan ibu sama ayah disini," peringat sang ibu.
Asma tersenyum kecut. "Tapi jangan salahkan Asma juga ya bu kalau suatu hari nanti gus Alshad meminta pisah dengan Asma," ucapnya membuat ibu Fathiah geram.
"Jangan bicara aneh-aneh. Ibu nggak suka Asma. Perlakukan suamimu dengan baik. Patuhi perintahnya selagi itu nggak nyeleneh dari agama. Kamu masih mau mencium bau surga kan?"
Pembicaraan diselesaikan. Gus Alshad membawa Asma pergi kerumah baru mereka berdua. Asma memandang kagum kearah rumah minimalis lantai dua dengan warna paduan putih dan hitam.
Gus Alshad membawa Asma masuk. Tak lupa mengucapkan salam, Asma menjawabnya lirih.
"Kamu suka?" tanya gus Alshad. Asma mengangguk.
"Alhamdulillah kalau begitu. Kamar kita diatas, kamu mau melihat?"
Asma menggeleng. Wajahnya yang ramah tadi kini berubah menjadi judes. Asma beralih duduk di sofa lalu menatap remeh kearah gus Alshad.
"Gus boleh duluan ke kamar. Tapi setelah itu temui Asma lagi disini. Ada sesuatu yang harus Asma bicarakan."
▪︎🦋▪︎
"Peraturan apa yang kamu buat? Tidak ada seorang suami yang asal menalak istri tanpa sebab."
Asma mengedikkan bahu. "Gus. Sudah asma bilang kalau cinta itu gak bisa dipaksain. Sampai kapanpun Asma gak akan bisa cinta sama gus. Maka dari itu talak saya dan gus bisa memilih ning Fitri setelah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU, DIA DAN PILIHAN TUHAN (END)
Novela Juvenil[FOLLOW AKUN SEBELUM MEMBACA] [TAHAP REVISI] [END] Wajar jika remaja yang masih mengalami masa labil namun akan disebut kurang ajar jika yang mengalami itu adalah Asma. Dia, Asma Nadia gadis cantik yang sikap kelabilannya sudah israf. Asma itu menci...