60. KAPAN PUNYA ANAK?

131 25 0
                                    

ASSALAMUALAIKUM
BANTU RAMEIN
HAPPY READING

▪︎🦋▪︎

Mancung.

Wangi aroma mint.

Ah paket komplit.

Alshad itu tampan dan manis.

Lagi-lagi Asma memukuli ranjangnya dengan heboh mengingat kejadian kemarin malam dimana rasanya Alshad tak sengaja menindih tubuhnya. Bak ditimpa pangeran, Asma ingin melihat wajah itu dari dekat lagi.

Lah kok candu?

Alshad menatap heran kearah seseorang yang bising diatas ranjang. Sedari tadi ia heran melihat istrinya seperti itu. Alshad yang sudah siap memegang mushaf sebab Asma mengatakan akan setoran jadi ditunda.

"Ada apa Asma?" tanya Alshad.

Wanita dengan gamis serta cadar mocca itu menetralkan letak duduknya lalu mengatakan 'hah?' Dengan wajah cengo. Seperti tidak terjadi sesuatu.

"Jadi setorannya?" tanya Alshad lagi.

Asma mengerjap lucu lalu mengangguk.

Alshadpun mendudukkan diri dihadapan sang istri. Membuka mushaf dan mendengar betapa syahdunya suara Asma saat melantukan ayat-ayat suci Al-Quran.

"Sodaqallahul adzim."

"Alhamdulillah," lirih gus Alshad lalu menatap istrinya.

Pintu kamar diketuk, dua pasutri itu bersiap bangkit dari ranjang dan membuka pintu dimana kak Ivi sudah siap berdiri disana. Kakak dari Asma itu tersenyum melihat bagaimana keromantisan rumah tangga sang adik. Baju saja couple-an, sengaja disamakan dengan warna coklat mocca.

"Kenapa kak?" tanya Asma.

"Keluarga besar sudah ada yang berdatangan, kalau kalian sudah siap disuruh turun sama ibu buat nyambut," ucap kak Ivi.

Asma dan Alshad mengangguk bersamaan. Merekapun memutuskan untuk menyusul kak Ivi kebawah melihat ruang tamu yang mulai meramai. Kerabat, sanak saudaranya yang berjauhan mulai berkumpul.

Asma menyambutnya dengan baik, begitu pula Alshad. Tak hanya keluarga besar, para tetangga juga turut diundang oleh keluarga bapak Hairul.

"Masyaallah, ini Asma?" tanya tantenya Asma tak percaya.

Mengangguk, Asma menyalimi tangan tantenya. "Iya tante. Ini Asma," sahut gadis itu.

"Berubah ya sekarang? Tante gak nyangka banget. Yang dulu bandel sekarang jadi cadaran," ucapnya lagi agak menyindir masalalu Asma. Gadis itupun hanya mampu tersenyum.

"Hehe. Alhamdulillah deh tan."

"Oh ya, suamimu mana?"

Asma menunjuk sopan kearah Alshad dimana pria itu tengah bercengkrama dengan saudara dari ayah Hairul tentunya saudara laki-laki.

"Tampan sekali. Cocok deh sama ponakan tante yang cantik. Ngomong-ngomong udah isi belum?"

Asma terdiam.

AKU, KAMU, DIA DAN PILIHAN TUHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang