ASSALAMUALAIKUM
BANTU RAMEIN
HAPPY READING▪︎🦋▪︎
"Saya memilihmu karena saya telah yakin saat jawaban istikharah saya ada padamu."
▪︎🦋▪︎
"Ning, maaf. Saya nggak bermaksud merebut gus Alshad dari ning."
Ning Fitri menggeleng saat Asma memohon meminta maaf kepadanya. Ia mengambil tangan Asma lalu menggenggamnya erat.
"Kamu gak salah, As. Jangan salahkan dirimu disini."
"Boleh saya bertanya?" tanya ning Fitri.
Asma mengangguk.
"Apa kamu suka sama gus Alshad?" tanya ning Fitri.
Refleks, Asma mendongak menatap wanita cantik berwajah kearaban yang nampak pucat. "Kalau boleh jujur ning, saat ini saya belum mencintai gus Alshad. Kalau bukan karena keadaan, mungkin saya bisa menolak pernikahan ini. Kalau memang ning mencintai gus Alshad, saya gak apa, bahkan saya rela kalau gus Alshad menceraikan saya dan memilih ning."
Saat itu juga, Asma tidak sadar jika ucapannya telah keterlaluan. Sampai lupa jika seiring berjalannya waktu, rasa cinta bisa timbul begitu saja.
Wajah ning Fitri cengo. "Benar? Apa boleh saya masih mencintai gus Alshad yang secara sah telah menjadi suamimu?" tanyanya heran.
Asma terpejam lalu mengangguk.
▪︎🦋▪︎
Acara resepsi pernikahan tersisa beberapa hari lagi membuat seluruh penghuni pesantren telah heboh mendengar kabar jika gus Alshad mengkhitbah salah satu santriah disini.
Hari patah hati se-pesantren Jannatul Firdaus tiba. Banyak santriah yang termehek-mehek menangis tak mengikhlaskan jika gusnya telah menikah terlebih dengan teman sepesantrennya. Masih dirahasiakan, tentunya hal tersebut semakin membuat para santri heboh, siapa sebenarnya calon istri gus Alshad?
Sempat mereka menghebohkan jika gus Alshad melamar Asma. Namun hal itu belum dipercayakan sepenuhnya karena yang menyebar berita adalah sipembuat onar pesantren yang tak lain adalah Saskia.
"Ndak mungkin gus Alshad menikahi Asma kan? Secara kan kalian tahu kalau Asma itu santriah ndak tahu malu yang terus berbuat ulah. Mana mungkin gus Alshad mau dengannya," ucap santriah berbisik dengan santriah lainnya.
"Tapi, belum tentu ning Fitri juga kan? Bukannya kita sudah lihat kalau beberapa hari belakangan ini ning Fitri sakit-sakitan dan terus menangis."
Segerombol santriah itu mengangguk. Tak lama kemudian Syariffah datang. "Hushh, jangan menggibah terus. Dosa, ukhti. Mending kita lanjut bebersih saja ya?" ajak Iffah.
Banyak yang mendengus sebal namun mau bagaimana lagi, abah Dzikri dan ummi Fatimah telah menugaskan mereka untuk membersihkan seluruh bagian pesantren dengan beberapa pengawasan dan daerah tersendiri.
Bagi para santri putra yang telah terpilih khusus, mereka tengah berada di Aula kawasan santri putra. Berlatih hadrah al-banjari untuk persiapan acara hari-H nanti. Dipimpin gus Abizar, ustadz Fikri dan Ustadz lainnya.
Asma sendiri, kini ia berada di ndalem tengah berbincang-bincang dengan ummi Fatimah pasal gaun pernikahan. Tak dipungkiri, resepsinya tersisa seminggu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU, DIA DAN PILIHAN TUHAN (END)
Teen Fiction[FOLLOW AKUN SEBELUM MEMBACA] [TAHAP REVISI] [END] Wajar jika remaja yang masih mengalami masa labil namun akan disebut kurang ajar jika yang mengalami itu adalah Asma. Dia, Asma Nadia gadis cantik yang sikap kelabilannya sudah israf. Asma itu menci...