38. Teman Lama

126 22 3
                                    

Selamat membaca 🤗

***

Puas menikmati sunset. Mereka berdua langsung pergi untuk menunaikan ibadah sholat Maghrib. Setelah itu, Kenzie langsung membawa Safa ke restoran bintang lima yang sudah dia pesan tempatnya sejak awal. Makan malam yang romantis, Safa tak pernah menyurutkan senyumnya sejak tadi. Kenzie benar-benar bisa membuatnya bahagia dengan cara laki-laki itu sendiri.

"Kamu makan spaghetti aja? Nggak mau yang lain atau makan nasi gitu?" tanya Kenzie karena Safa hanya memesan spaghetti dan minuman kesukaannya.

"Aku lagi nggak doyan makan nasi, Mas. Bosan aja kalau lihat nasi," balas Safa dengan cengirannya. Safa memang begitu, terkadang ada masanya dia makan nasi dengan lahap, tapi ada masanya dia bosan melihat nasi jadi memilih makan lainnya saja.

Kenzie menggelengkan kepalanya. "Ada-ada aja kamu. Untung kamu nggak ada maag atau asam lambung, kalau ada itu kamu harus makan nasi, nggak boleh nggak makan nasi," tuturnya.

"Ya, untung aja enggak ada, Mas."

Selesai makan malam. Mereka hidangkan dengan makanan penutup. Safa benar-benar dimanjakan dengan makanan malam ini.

"Kamu nggak mau, Mas?" tawar Safa saat menyendok dessert berupa cake tiramisu itu ke dalam mulutnya.

Kenzie menggeleng pelan. "Nggak terlalu suka makanan manis. Soalnya kamu udah manis," gombalnya.

"Ih, dasar tukang gombal." Safa mendelik kecil lalu tertawa setelahnya.

"Gombal sama istri sendiri itu dapat pahala karena bikin kamu ketawa terus sambil tersipu malu," balas Kenzie sambil meraih tisu di atas meja, lalu mengusap sudut bibir Safa yang sedikit belepotan cake yang di makannya.

"Habis ini kita ke hotel langsung, Mas?" tanya Safa lagi setelah menelan cake-nya tadi.

Kenzie mengangguk pelan. "Kita istirahat yang cukup malam ini. Besok kita mau jalan-jalan ke pulau komodo," jelasnya. Beach Pink di labuan Bajo itu tentu dekat dengan pulau komodo, jadi sekalian saja mereka pergi ke sana. Melihat berbagai jenis komodo.

Bola mata Safa membulat, terlihat jelas binar matanya itu. "Wah, aku jadi nggak sabar ke sana besok," ujarnya antusias.

Kenzie tersenyum kecil. Dia sangat menyukai bagaimana jenis raut wajah Safa, itu terlihat unik di matanya dan dia suka akan hal itu. Gemas melihat tingkah istrinya itu, Kenzie mengusap puncak kepala Safa pelan. "Ayo cepet habisin cake-nya," suruhnya.

Safa pun menurut, di cepat menghabiskan sisa cake-nya yang tinggal seperempat lagi. Selesai itu, mereka pun langsung bergegas keluar dari restoran itu.

Karena jarak restoran dan hotel mereka tidak terlalu jauh. Mereka memilih berjalan saja pulangnya sambil bergandengan tangan dengan mesranya. Membuat orang-orang yang melihat mereka, tentu tahu kalau dua orang itu sedang mabuk kasmaran.

"Kenzie?"

Keduanya lantas menoleh ke belakang kala mendengar panggilan tadi.

Senyum Safa sedikit meredup kala mendapati seorang wanita menyapa suaminya. Dia menatap wanita di depan mereka ini penuh selidik, kenapa wanita itu mengenal suaminya. Safa pun melirik Kenzie yang kini terlihat tegang sekali wajahnya.

Perfect [Malik's Family 2] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang