36. Rencana Bulan Madu

185 25 8
                                    

Selamat membaca 🤗

***

Sebelum jam makan siang. Kenzie sudah datang menjemput Safa. Keduanya langsung pergi ke rumah orang tua Safa usai berpamitan dengan Raihan yang sibuk dengan setumpuk pekerjaannya. Di sana mereka di sambut dengan penuh kehangatan orang tua Safa. Malik langsung memeluk menantu laki-lakinya.

Sedangkan Safa memeluk Ulya dengan erat. Keduanya merindu padahal baru satu hari tidak bertemu. Safa ke sini juga sekalian mau mengambil barang-barangnya yang masih belum sempat di bawa waktu itu. Mereka langsung diajak makan siang bersama Malik dan Ulya setelah menunaikan sholat zhuhur. Karena semua adik Safa masih berada di sekolah, jadilah mereka makan berempat saja.

"Oh, iya, kalian dari mana aja?" tanya Malik.

Kenzie pun tersenyum kikuk. "Saya ke kantor sebentar tadi, Pa. Ada pekerjaan yang cuman saya bisa handle. Sementara Safa pergi ke kantor Raihan bentar," jawabnya, sembari menggenggam tangan Safa yang berada di bawah meja. Membuat Safa tersenyum malu akan perbuatan suaminya itu.

"Terus kalian udah rencanain honeymoon ke mana?" Kali ini Ulya yang bertanya dengan antusias sekali. Menatap putri dan menantunya itu bergantian.

Safa tertunduk jadinya. Kenzie belum menceritakan ini padanya, maka dia lebih memilih diam saja untuk saat ini.

"Saya udah urus semuanya, Ma. Besok kami akan pergi ke Labuan Bajo, Raihan pernah bilang ke saya kalau Safa pengen ke tempat itu daripada pergi keluar negeri."

Safa tentu terkejut mendengar itu. Dia langsung menatap Kenzie dengan bola mata membulat. "Kok kamu nggak bilang ke aku, Mas?" tanya Safa sedikit berbisik.

Menjadikan Kenzie tersenyum nakal. "Biar surprise," balasnya ikut berbisik juga.

"Wah, semoga kita dapat kabar baiknya, Pa. Mama udah nggak sabar gendong cucu, nih," celetuk Ulya lagi. Senang melihat putrinya begitu di cintai oleh lelaki yang tepat.

"Hush, Mama! Mereka baru nikah! Untuk kabar baiknya kita tunggu aja, jangan terlalu terburu-buru," ujar Malik.

Kenzie mengangguk pelan. "Iya, Pa. Tetap berusaha dan berdoa juga. Kalau Safa mau nunda hamil dulu, saya juga nggak apa-apa," jelasnya.

"Nggak baik menunda, Mas. Sedikasih Allah saja," jawab Safa dengan kepala tertunduk. Dia masih malu membahas tentang kehamilan di depan orang tuanya.

Setelah makan siang. Safa langsung mengajak Kenzie masuk ke dalam kamarnya yang bernuansa biru langit itu. Harum khas Safa langsung tercium jelas di dalam kamar ini dan membuat Kenzie semakin betah saja.

"Jadi, kita pergi, ya besok, Mas?" tanya safa. Dia mulai mengambil satu koper untuk memasukkan sisa barang-barangnya di dalam kamar ini.

Kenzie mengangguk sambil membantu pekerjaan istrinya itu. "Iya, besok siang kita pergi, ya."

"Di sana berapa hari, Mas?"

"Cuman tiga hari. Habis itu kita pergi umroh," balas Kenzie, tersenyum lebar lagi kala melihat wajah terkejut Safa.

"Ih, kok kamu tahu kalau aku pengen umroh setelah menikah, Mas?" tanya Safa heran. Sebelum menikah, dia sudah punya keinginan sendiri untuk pergi umroh dengan suaminya daripada bulan madu keluar negeri lainnya. Mekkah adalah tempat yang ingin Safa kunjungi pertama kalinya bersama orang dia cintai.

"Apa, sih, yang nggak aku tahu dari kamu, sayang. Semua tentang mu, aku tahu bahkan dari luar hingga dalam-dalam, ya," seloroh Kenzie. Tersenyum gemas melihat Safa yang tidak henti-hentinya memberikan senyuman manis untuknya.

Perfect [Malik's Family 2] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang