Selamat membaca 🤗
***
Ada yang berbeda dari dirinya. Safa mendadak tidak suka mencium minyak wangi yang biasa dipakai suaminya. Lalu Kenzie yang pagi ini tiba-tiba mual setelah subuh. Safa jadi bingung, tidak biasanya suaminya itu masuk angin seperti ini semenjak mereka menikah.
"Masih mual lagi, Mas?" tanya Safa khawatir. Setelah menuntun suaminya keluar dari kamar mandi usai mengeluarkan semua isi perutnya di sini. Safa merebahkan tubuh suaminya ke atas tempat tidur, kemudian mengusapi perut Kenzie dengan minyak angin selalu dia sediakan di manapun.
"Gini aja," ujar Kenzie dengan suara sesaknya, menahan Safa yang hendak melepaskan pelukan mereka. "Mual ya hilang kalau aku dipeluk gini."
Safa mengerti. Maka itu dia mengurungkan niatnya yang hendak membuatkan bubur untuk Kenzie. Dia khawatir apalagi melihat wajah suaminya yang agak pucat.
"Ini pasti karena kamu sering begadang, Mas. Makanya masuk angin," omel Safa, mengusap rambut suaminya itu dengan gerakan pelan.
Kenzie memejamkan matanya sembari menikmati usapan lembut dari tangan istrinya itu. "Tapi, kan, malam tadi aku udah nggak lembur lagi, sayang."
"Ya, tetap saja! Mungkin pengaruhnya baru terlihat sekarang," jawab Safa. "Jangan begadang lagi, ya, Mas? Kalau ada kerjaan lembur minta tolong sama aku aja. InsyaAllah aku bisa bantu pekerjaan kamu sedikit." Safa meyakinkan.
"Iya, sayang. Nggak begadang lagi, kok."
Matahari sudah menunjukkan wujudnya. Akan tetapi, Kenzie belum ada niatan melepaskan pelukan mereka. Safa juga sadar kalau suaminya itu sudah tertidur sejak beberapa menit yang lalu. Dengan gerakan sangat pelan, Safa melepaskan pelukan itu. Lantas turun dari tempat tidur dan keluar dari kamar.
Dia harus segera membuatkan sarapan pagi untuk suaminya itu. Pagi ini Safa membuat bubur spesial agar mudah di cerna perut suaminya yang sedang masuk angin itu. Safa tidak ingin Kenzie sakit, dia lebih suka suaminya berdiri tegap dengan tubuh yang sehat bugar.
"Sayang."
Safa tersenyum geli mendengar suara manja suaminya yang masuk ke dalam area dapur. Safa masih berkutat dengan masakannya. Tinggal menunggu bubur jadi dan setelah itu Safa akan menghidangkan sarapan pagi ke atas meja.
"Kenapa tinggalin aku, sih?" Kenzie langsung memeluk Safa dari belakang.
Safa agak mengernyit karena sadar kalau suaminya ini lebih manja dari biasanya. "Aku, kan, mau masak sarapan untuk kita, Mas. Kamu juga aku lihat tidur tadi," balasnya.
Kenzie mengeratkan pelukan mereka. Menumpukan dagunya di bahu Safa, sesekali mengecup bahu dan leher Safa serta menggigit mengulum daun telinga Safa dengan nakal. Safa sendiri malah kegelian sekaligus merinding.
"Maaaaas, udah," rengek Safa karena tangan suaminya juga sudah ke mana-mana, menjamah semua tubuhnya yang bisa di jamah oleh lelaki itu. "Ayo sarapan! Ini buburnya udah jadi! Nanti kalau telat sarapan, kamu makin masuk angin!"
Namun, Kenzie bukan malah melepaskan pelukan mereka. Lelaki itu mengecup pipi Safa sekilas lalu membenamkan wajahnya di lekukan leher Safa.
"Suamiku," tegur Safa lagi. Kenzie kenapa semakin manja begini, sih? Safa jadi heran sendiri.
"Bentar sayang. Aku masih nggak puas meluk kamu," balas Kenzie, suaranya sedikit teredam karena wajahnya masih terbenam di leher Safa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect [Malik's Family 2] ✓
RomanceSpin off "Mr. Boarding House" Di sarankan baca MBH dulu, tapi kalau mau baca ini langsung boleh, kok. 🚫WARNING🚫 DILARANG BAPER?! BIJAKLAH DALAM MEMBACA?! *** Bagaimana respon kalian ketika dilamar oleh seorang lelaki berbeda iman dengan kalian? **...