23. Si Tamu Penting

141 25 1
                                    

Haiii aku datang lagi.

Sebelum mulai baca, lihat dulu, nih, isi twit Pak Kenzie karena patah hati setelah tahu ada yg lamar Safa selain dirinya.

Sebelum mulai baca, lihat dulu, nih, isi twit Pak Kenzie karena patah hati setelah tahu ada yg lamar Safa selain dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca 🤗

***

Safa menatap pantulan dirinya di depan cermin. Dalam hati bergumam kalau gamis yang disediakan mamanya ini sedikit mewah menurutnya. Akan tetapi, Safa akan tetap memakainya sesuai perintah Mama. Safa duduk di kursi depan meja rias. Sedikit memoleskan bedak ke wajahnya lalu tak lupa memakai lip balm berwarna bibir. Untuk malam ini Safa terlalu malas memakai lipstick yang biasa di pakai bila bekerja.

"Waalaikumsalam. Ayo masuk, Pak Rajasa."

Halis Safa hampir menyatu mendengar suara papa dari arah bawah, menyebut nama seseorang yang asing bila dia dengar. Apa mungkin ini tamu penting yang dibilang Mama? Jadi mereka sudah datang. Maka dari itu Safa harus cepat-cepat turun ke bawah. Dia harus melihat siapa tamu penting ini sampai Mama begitu cerewet menyuruh dia dan Raihan cepat pulang.

"Kak." Pintu kamarnya di ketuk. Safa mengenali suara siapa itu.

"Masuk aja, dek," suruh Safa, toh dia sudah selesai, tinggal memakai lotion pemutih kulitnya, agar terlihat lebih fresh dan wangi karena Safa tipe orang yang tak suka memakai parfume.

Pintu kamarnya di buka dari luar, memang Safa tak menguncinya kecuali kalau sudah mau tidur. "Tamunya udah dateng, Kak. Mama nyuruh Kakak turun ke bawah," jelas Ira, gadis itu menatap kakaknya yang selalu cantik tiap hari.

Safa mengangguk pelan. Dengan raut wajah keponya dia berjalan menuju Ira. Kemudian menutup pintu kamarnya. "Tamunya siapa, sih, Dek? Kakak penasaran banget."

"Ayo turun dulu. Kakak pasti tahu kalau udah lihat sendiri," sahut Ira, menjadikan Safa mendengkus pelan. Tapi apa yang dibilang Ira tadi ada benarnya.

Dengan lengan yang saling merangkul. Adik Kakak itu berjalan menuruni anaak tangga satu persatu. Suara Papa yang bercengkerama sudah terdengar sejak tadi, di susul dengan suara lain. Hingga tibalah Safa di sana, membuat suara-suara itu menghilang, alias semuanya terdiam melihat kehadiran Safa.

Sementara Safa begitu tertegun melihat sosok lelaki yang duduk di sofa sana. Safa kenal orang itu, bahkan sangat mengenalinya?

"Bobby?" lirihnya pelan, bahkan hanya dirinya saja yang dapat mendengar.

"Nah, akhirnya kamu turun juga sayang. Sini Nak, duduk dekat Mama," suruh Malik, pria itu tersenyum lebar melihat putri sulungnya.

Meski sedikit canggung dengan keluarga lain yang berada di sana. Safa berjalan pelan mendekati Mama dan duduk si sebelah Mama. Dengan perasaan yang gundah serta tebakan-tebakan yang sudah hinggap di kepalanya. Safa tidak bodoh untuk memahami keadaan sekarang. Dua kelaurga berencana berkumpul dalam satu rumah, lalu tamu pentingnya ternyata adalah keluarga Bobby. Ini situasi yang sedikit membingungkan dan sangat mengejutkan bagi Safa.

Perfect [Malik's Family 2] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang