Kalau lupa alur, tolong baca bab sebelumnya hehe. Maaf karena Update nggak konsisten 😭🙏
Tandai yang typo, ya. Belum sempat revisi 🙏
Selamat membaca 🤗
***
Acara resepsi terlaksana di salah satu hotel milik Kenzie. Lelaki yang terkenal dalam dunia bisnis itu sudah tentu memiliki beberapa hotel dan bisnis lainnya di kota besar ini. Safa tak henti-hentinya bersyukur atas pernikahannya dengan Kenzie. Berharap hubungan mereka ini langgeng sampai rambut memutih bersama.
Pukul 10 malam, acara sudah hampir selesai. Kenzie tak kuasa melihat Safa yang terlihat kecapekan karena berdiri di atas pelaminan bersamanya, menyambut para tamu yang hadir dan bersalaman mereka. Tak lupa beberapa rentetan doa diucapkan para tamu untuk mereka.
"Kamu istirahat dulu saja, Fa," ujar Kenzie. "Acaranya juga udah mau selesai, kok." Kenzie tersenyum hangat.
Safa yang sudah merasa lelah pun mengangguk saja. "Biar Mama yang antar kamu ke kamar kita, nggak apa-apa, kan? Soalnya aku mau ngurus beberapa hal dulu di sini," ujar Kenzie lagi. Safa pun yang mendengar kata 'kamar kita' bersemu malu. Masih tidak membayangkan kalau malam ini dia akan tidur satu kamar dengan lelaki asing yang sudah sah menjadi suaminya. Pasangan halalnya, memikirkan tidur satu ranjang saja membuat Safa gugup setengah mati.
Kembali Safa mengangguk pelan. Setelahnya Kenzie memanggil mamanya untuk mengantarkan Safa ke salah satu kamar hotel yang sudah Kenzie sediakan khusus untuk malam pengannti mereka ini. Safa berjalan beriringan bersama Mama mertuanya, sungguh wanita ini snagat baik pada Safa dan memperlakukan Safa seperti anak sendiri. Walau mereka berbeda keyakinan, tapi Mama Utami tak pernah memusingkan itu.
"Nah, ini kamar kalian," ujar Mama Utami. Ada dua orang MUA yang ikut bersama mereka. Karena akan membantu Safa melepaskan baju pengantin yang masih melekat di tubuhnya ini.
Pintu kamar di buka Mama Utami. Kamar ini sudah tentu di hias secantik mungkin karena merupakan kamar pengantin untuknya dan Kenzie. Banyak kelopak bunga mawar terletak di tengah ranjang di ukit berbentuk love. Lagi dan lagi membuat Safa bersemu malu melihat itu. Ah, astaga, ternyata ini sudah dipersiapkan memang untuk mereka.
"Mari Mbak," ajak salah satu anggota MUA, menuntun Safa masuk ke dalam kamar dan segera berjalan ke arah dalam kamar mandi.
"Ini gaun untuk menantu Mama," ujar Mama Utami. Wanita itu berdiri di depan pintu kamar mandi dan memberikan satu box berisi gaun. MUA yang bertugas pun mengambil box itu dan tentunya membantu Safa membuka baju dan menyiapkan air susu yang begitu wangi dan Safa tentu saja di suruh berendam di sana beberapa menit saja.
Usai itu Safa di bantu memakai gaun tidur yang diberikan oleh Mama mertuanya tadi. Safa yang masih memakai handuk, menatap gaun tidur itu dengan tatapan horornya. Tidak mungkin dia memakai benda itu, kan?
"Mbak, apa nggak ada gaun tidur yang lain? Atau piyama gitu," ujar Safa.
"Nggak ada, Mbak. Ini satu-satunya gaun di kasih Mama mertua, Mbak. Lagian gaun satin ini cocok di pakai untuk malam penganti," jelas salah satu dari mereka, menatap Safa menggoda.
Iya, Safa juga tahu. Tapi, untuknya ini terlalu cepat, Safa belum terlalu siap menunjukkan semua lekuk tubuhnya pada suaminya. Ya, karena dia masih malu. Merasa menolak pun sia-sia, Safa pasrah saja memakai gaun itu. Kemudian keluar dari kamar mandi dan mendapati Mama mertuanya masih di kamar.
"Ah, mantu Mama cantik banget," puji Mama Utami, merasa tidak salah memilihkan gaun yang pas untuk menantunya ini. "Kenzie pasti terpukau sama kamu malam ini." Mama Utami membelai pipi Safa yang kini tersenyum kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect [Malik's Family 2] ✓
RomanceSpin off "Mr. Boarding House" Di sarankan baca MBH dulu, tapi kalau mau baca ini langsung boleh, kok. 🚫WARNING🚫 DILARANG BAPER?! BIJAKLAH DALAM MEMBACA?! *** Bagaimana respon kalian ketika dilamar oleh seorang lelaki berbeda iman dengan kalian? **...