39. Bertemu Farah Lagi

132 24 10
                                    

Selamat membaca 🤗

Kasih aku semangat lebih dulu, dong. Karena udah update cepet nih, hehe.

Spam emot bunga dolooo 💐💐💐

***

Pukul 9 pagi Safa dan Kenzie sudah bersiap-siap hendak pergi melihat-lihat berbagai jenis komodo yang terdapat di Pulau Komodo ini. Sekitar ada 45 menitan mereka akan tiba di sana, sekalian juga akan menginap di hotel terdekat di sana juga, daripada bolak-balik ke Pantai Pink ini lagi.

Kenzie dengan sigap membawakan dua koper mereka dengan Safa membawa satu tas berukuran sedang untuk membantu suaminya. Mereka akan melakukan check out dulu sebentar, setelah itu akan pergi menggunakan jalur laut, berupa speedbot. Untung saja Safa tidak mudah mabuk perjalanan sehingga dia tidak akan menyusahkan sang suami.

"Eh, kayaknya dompet ku ketinggalan di kamar, sayang." Baru saja mereka tiba di depan resepsionis, Kenzie baru menyadari kalau dia tidak mengantongi dompetnya.

Alis Safa bertaut. "Kok bisa tinggal, Mas? Kan udah aku ingetin tadi, lho," ujarnya, heran dengan sifat pelupa Kenzie yang terkadang suka kambuh.

Kini Kenzie hanya nyengir saja, kemudian mengusap puncak kepala Safa pelan. "Aku ambil dompet aku dulu, ya?" tuturnya, kemudian menuntun Safa duduk di salah satu kursi tunggu, tak lupa juga dia membawa koper mereka ke dekat Safa. Acara check out harus tertunda dulu karena Kenzie harus mengambil dompetnya lagi. "Maaf, ya, aku nggak akan lama, kok. Tunggu sebentar di sini, sayang?" Kenzie mencium dahi Safa setelah wanita itu mengangguk pelan.

Safa menghela napas pelan sembari membuka ponselnya, ada notifikasi peringatan masuk dalam kalender ponselnya yang mengatakan kalau hari ini adalah hari ayah. Safa tersenyum tipis, kalau dia di rumah sekarang, pasti akan ikut berpartisipasi merayakan hari ayah ini. Ya, walau hari ayah tidak tiap tahun sekali, karena bagi Safa baik hari ayah atau hari ibu itu tiap hari. Dengan kita menghormati mereka dan menyayangi mereka tiap harinya.

Di sisi lain. Kenzie bernapas lega karena sudah memasuki satu lift kosong. Menyandarkan punggungnya ke dinding besi itu sembari menunggu tiba di lantai kamar hotelnya. Setelah tiba di lantai kamar hotelnya dan Safa, dia langsung keluar dan memasuki kamar itu dengan kartu akses.

Berulang kali dia merutuki dirinya karena bisa-bisa kelupaan membawa dompet sendiri. Sehingga harus membuat istrinya menunggu di bawah. Tak mungkin juga dia mengajak Safa ke sini lagi, yang ada mereka akan repot sendiri sebab harus menggeret koper lagi.

Dengan langkah lebar. Kenzie kembali memasuki lift. Lagi dan lagi dia seorang diri di dalam sana kemudian memencet lantai loby. Namun, tak berapa lama kemudian, tepatnya di lantai tiga, lift berhenti dan terbuka. Kenzie yang tak menunduk, kini mengangkat kepalanya. Cukup terkejut melihat orang di depan sana, lalu masuk ke dalam lift.

Tidak sadar tubuh Kenzie menegang dan juga panas dingin secara perlahan. Farah—dia bertemu dengan wanita itu lagi.

"Kamu banyak berubahnya, Ken." Wanita itu berujar tanpa melihatnya sama sekali.

Kenzie hanya bergumam pelan dan berusaha mengendalikan dirinya sekarang. Berharap pusing itu tidak akan melandanya yang ada rencananya dengan Safa bisa-bisa batal.

"Aku mau nunjukin sesuatu ke kamu," ujar Farah lagi, barulah kali ini dia menatap Kenzie dan membuka ponselnya.

Kenzie menatap Farah heran. Awalnya tidak tertarik dengan apa yang hendak di tunjukkan Farah kepadanya. Tapi, matanya melotot kecil kala melihat sebuah foto di dalam ponsel Kenzie.

Perfect [Malik's Family 2] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang