3. Pemikiran tak sama

433 55 5
                                    

Bagi Kenzie tidur dengan wanita malam adalah suatu hal yang biasa saja, sebab dia adalah laki-laki yang normal. Harus menuntaskan hasratnya dan nafsunya itu. Akan tetapi, Kenzie sekarang sudah mengurangi tidur dengan berbagai wanita, dia akan melakukan sesuai kebutuhannya saja. Tenang saja, selama ini Kenzie selalu main aman, dia juga tidak mau ambil resiko untuk membuat wanita bayarannya  itu hamil.

"Pak."

Ini sudah pukul 10 malam. Kenzie tidak ada niatan pulang, di rumah tidak ada yang pernah menyambut kepulangannya. Sehingga dia terkadang memilih di kantor hingga larut malam begini, tetapi malam ini dia cukup terkejut melihat sekretarisnya masuk ke dalam ruangannya.

Alis Kenzie naik satu. "Kamu belum pulang?" tanyanya.

Wanita yang berjabat sebagai sekretarisnya, menggeleng pelan. "Kerjaan saya juga masih banyak, terus saya liat Bapak belum pulang. Mungkin ini bisa dibilang suatu kesempatan," ujarnya, kemudian senyuman penuh menggoda itu terbit di sana.

Ah, iya. Kenzie lupa, dia pernah tidur dengan wanita ini, hanya satu kali. Akan tetapi, wanita ini yang terlihat berkeinginan tidur dengannya lagi.

Kenzie menyeringai. Pura-pura tidak tahu. "Kesempatan?" beonya.

"Heem." Ilona— namanya. Wanita berparas cantik, tidak cantik saja, wanita itu juga merupakan kapasitas otak yang cerdas. Hanya saja, dalam perilaku menjaga diri dia sangat kurang. Sebab, tidak pernah malu menggoda atasannya sendiri, seperti sekarang.

Ilona duduk di atas pangkuan Kenzie, tanpa canggung.

"Kamu ketagihan dengan saya?" tanya Kenzie, masih menyeringai. Dalam hati merasa bangga, karena pesonanya tidak pernah berkurang sedikitpun. Sehingga banyak wanita yang tunduk padanya, tidak berpikir dua kali untuk menyerahkan tubuhnya pada Kenzie. Hanya saja Kenzie yang selalu menolak.

Jemari Ilona sudah bergerak ke atas kancing kemeja Kenzie, jasnya sudah dia buka kalau di dalam ruang kerjanya.

"Bisa dibilang begitu," balas Ilona, tersenyum genit. Bibirnya sudah merah menerawang akibat lipstick yang dia pakai. "Satu tahun yang lalu, tanpa sengaja kita tidur karena pengaruh alkohol. Tapi rasanya saya sudah gila mengingat kejadian itu, dan ingin melakukannya lagi, lagi dan lagi denganmu." Wanita itu semakin liar.

Kalau sudah diperlakukan begini, Kenzie bisa apa? Seperti kucing yang dikasih ikan, Kenzie langsung menerkamnya tanpa pikir panjang. Toh, mereka enak sama enak.

"Gitu, ya?" Kenzie memainkan ujung rambut sekretarisnya itu. "Baiklah, malam ini kamu bebas. Dan kalau kamu berhasil bikin saya terlena, saya kasih bonus ke gaji kamu," lanjutnya berbisik.

Satu hal yang harus kalian tahu, Kenzie tidak akan pernah mau tidur tanpa membayar wanita-wanita itu. Dia harus membayarnya, takut kalau wanita tersebut pamrih dan ujung-ujungnya membuat hidup Kenzie susah sendiri nantinya.

Permainan berlanjut. Tentu saja Ilona yang memulai, wanita itu sudah mencium bibir Kenzie berutal. Kenzie seakan pasrah, karena malam ini dia akan menikmati permainan Ilona.

Suara lenguhan terdengar, keringat membasahi karena permainan panas malam itu. Untuk pertama kalinya, Kenzie bermain di kantornya.

***

"Permainan kamu nggak mengecewakan," ujar Kenzie, kembali mengancingkan kemeja putihnya. Tersenyum miring menatap Ilona yang sudah memakai bajunya kembali.

"Yeah, saya memang nggak pernah mengecewakan siapapun." Wanita itu lebih dulu selesai memakai bajunya. Kemudian balas menatap Kenzie. "Jangan lupa, Pak. Bonus gajinya, saya tunggu sekarang juga. Masih ingat nomer rekening saya kan?"

Perfect [Malik's Family 2] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang