Selamat membaca 🤗
***
Niat baik itu sudah disampaikan sejak beberapa menit yang lalu. Pak Edward dengan tegas mengatakan hendak meminang Safa untuk dijadikan istri oleh putra semata wayangnya itu.
Malik dan Ulya tentu bahagia ketika putrinya dipinang oleh lelaki lain. Berharap kali ini Kenzie adalah orang yang tepat untuk putri mereka. Akan tetapi, senyum yang menghiasi di wajah kedua orang tua Safa itu sempat hilang ketika mengetahui semuanya. Kenzie ternyata tidak seagama dengan mereka alias berbeda.
Makanya, ketiga lelaki berbeda usia itu sekarang duduk di ruang tamu bersama Raihan yang ikut bergabung di sana juga. Sedangkan para perempuan duduk menunggu di ruang tengah.
"Safa, ya?" Utami tersenyum penuh keibuan setelah menyuruh Safa duduk di sebelahnya. Wanita dengan rambut bersanggul itu mengambil jemari Safa dan menggenggamnya lembut. "Ternyata kamu memang secantik ini, pantas Kenzie menolak semua perempuan yang mau saya jodohkan sama dia. Hatinya sudah mentok ke kamu," sambung wanita itu.
Safa yang baru pertama kali bertemu dengan mamanya Kenzie ini hanya bisa tersenyum canggung. Tidak tahu harus melakukan apa-apa selain merespon seadanya. "Alhamdulillah, terima kasih, Tante."
"Sekarang Safa kerja apa?" tanya Utami, terus bertanya agar ada topik pembicaraan di antara keduanya, sementara Ulya hanya bisa menyimak ketika putrinya ditanyai.
"Saya bantu adik saya mengurus kantor, Tan," jelas Safa, tidak menjelaskan apa sebenarnya posisi dirinya di dalam kantor itu.
Utami mengangguk pelan, lalu berusaha mencairkan suasana lebih kental lagi dengan mengajak Ulya berbicara juga. Sehingga ketiga perempuan itu tidak merasakan kecanggungan seperti awal tadi.
Di sela perbincangan mereka. Safa sedikit cemas dengan pembicaraan para lelaki di ruang tengah. Apa yang mereka bicarakan sehingga sangat lama. Dia juga ingin memberikan jawabannya akan lamaran Kenzie malam ini tentu setelah mendapatkan izin dari sang papa untuk bebricara nantinya.
Ada sepuluh menit lamanya. Malik dan Edward lebih dulu kembali dan menduduki tempat duduk masing-masing, tak berselang lama barulah Kenzie dan Raihan yang menyusul. Dua lelaki itu tidak berbicara apa-apa sampai semuanya sudah duduk tenang. Safa tidak berpindah duduk, tetap di samping mamanya Kenzie, sedikit sungkan bila pindah. Nantinya dia kira tidak nyaman berdekatan dengan mamanya Kenzie.
"Kita sudah membicarakan semuanya. Papa juga sudah tahu apa rencana Kenzie ke depannya," ujar Malik, mulai berbicara selaku pemilik rumah ini. "Untuk lainnya, Papa serahkan ke Safa lagi. Tapi, asalkan Safa tahu, Nak Kenzie sudah mematangkan niatnya hendak masuk ke dalam agama kita setelah lamaran malam ini. Papa tidak melarang Safa mau menerima atau menolak lamarannya," jelas pria itu panjang lebar.
Safa mengembuskan napasnya pelan. "Sebelumnya Pak Kenzie pernah mengajak saya menikah," ungkap Safa membuat semua orang cukup terkaget akan hal itu. "Tapi, saya merasa kalau Pak Kenzie hanya main-main, apalagi saya ragu akan perbedaan antara kita berdua. Pak Kenzie juga pernah meminta diajarkan tentang islam dengan saya dan saya waktu itu sempat menyanggupinya." Anak pertama Malik itu menunduk dengan jemari saling bertaut.
"Saya juga nggak nyangka kalau Pak Kenzie nekad datang ke rumah untuk melamar saya secara langsung ke orang tua saya, padahal waktu itu saya menolak lamarannya secara terang-terangan karena beda agama." Safa memejamkan matanya sejenak. "Malam ini mungkin saya memberikan jawaban berbeda dari sebelumnya." Ada jeda sejenak, membuat euphoria ruangan itu sedikit menegangkan, apalagi Kenzie sudah menahan napasnya. Sungguh tidak berdaya kalau dirinya ditolak lagi, tekadnya sudah kuat untuk mempersunting pujaan hatinya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect [Malik's Family 2] ✓
RomanceSpin off "Mr. Boarding House" Di sarankan baca MBH dulu, tapi kalau mau baca ini langsung boleh, kok. 🚫WARNING🚫 DILARANG BAPER?! BIJAKLAH DALAM MEMBACA?! *** Bagaimana respon kalian ketika dilamar oleh seorang lelaki berbeda iman dengan kalian? **...