11. I'll Give You a Kiss

592 43 0
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa komenn :D

###

"Oke. Kita ketemu lagi di kelas berikutnya," ujar sang dosen, mengakhiri kelas sore itu.

Lilith membuang nafasnya lega. Ia pun segera bangkit dari tempatnya dan mematikan laptop serta menyimpan barang-barangnya di dalam tote bag.

"Gue duluan ya, ada janji sama Pak Harsey." Jennifer segera pergi setelah itu. Lilith hanya menganggukkan kepalanya karena Jennifer sudah terlanjur pergi.

Carla pun datang menghampiri. "Jalan, gak?"

"Gue free, sih. Tapi bukannya lo sama Hayley disuruh ke ruangannya Pak Sandro tadi?"

Carla melebarkan matanya. Sial, ia lupa akan hal itu.

"Anjing, Hay! Bye. Gue duluan." Setelah mengucapkan kata-kata itu, Carla segera beranjak pergi dengan langkah cepat. Hayley yang ditinggalkan berteriak memanggil nama perempuan itu.

"Carla tai," Hayley mengumpat. "Duh, gue duluan ya, Lith! Si Carla tolol malah ninggalin."

Lilith terkekeh sambil mengangguk. "Iya!"

Hayley juga pergi sedikit berlari agar bisa menyusul Carla yang sudah keluar kelas sejak tadi.

Setelah memakai tote bag miliknya, Lilith pun ikut keluar kelas dengan santai.

Saat jarak antara posisinya dan parkiran sudah dekat, ponselnya bergetar, menandakan sebuah pesan masuk.

Aaron
|Gue di depan

Lilith kembali mengangkat kepalanya dan mulai melangkah lebih cepat dari sebelumnya setelah membaca pesan Aaron yang sangat tiba-tiba.

Langkahnya perlahan berhenti saat melihat motor besar hitam yang hadir di tengah parkiran. Diatasnya diduduki oleh orang yang memakai helm sewarna dengan motornya. Kaca helm tersebut diangkat oleh Aaron, pemilik motor itu.

Kaki Lilith pun kembali melangkah mendekati Aaron yang datang begitu tiba-tiba ke kampusnya.

"Kok di sini? Ada urusan?" tanya Lilith begitu tiba di samping Aaron.

"Hm, lo." Dagu Aaron terangkat menunjuk ke arah Lilith.

Bibir Lilith melengkung, membentuk senyuman tipis. Sedetik kemudian, otaknya kembali berputar kepada pesan yang dikirimkan Aaron semalam, tentang Aaron yang ingin menemuinya lagi.

Tangan Aaron mengambil sebuah helm berwarna hitam yang sama dengan yang dipakai olehnya, lalu disodorkan kepada Lilith. Lilith pun mengambil helm itu dan memakainya tanpa kesusahan. Ia memegang pundak Aaron saat menaiki motor itu.

Aaron membiarkan Lilith mencari posisi nyaman selama beberapa detik. Setelah
merasa Lilith telah mendapatkan posisi nyamannya, Aaron pun membunyikan knalpotnya beberapa kali lalu menoleh ke belakang untuk melihat jika ada kendaraan lain. Aman. Dan Aaron meng-gas motornya keluar dari perkarangan kampus.

Orang-orang disekitar tempat parkiran
sudah mulai berbisik-bisik sejak melihat Lilith lah yang menjadi jemputan pengendara motor besar dengan harga langit itu. Ini bukan pertama kali Lilith dijemput dengan motor besar seperti itu. Sudah lebih dari banyak kali jumlahnya. Namun, motor hitam matte itu berbeda dari motor hitam-putih yang sering mengantar-jemput Lilith.

###

"Kemana?" Lilith bertanya dengan kencang agar bisa terdengar oleh Aaron. Suaranya kalah dengan kebisingan jalanan dan juga mesin motor sport Aaron.

Burning HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang