12. More of Him

473 34 0
                                    

Happy Reading!

###

Sudah lama mereka berdiam diri. Lilith masih berada di pangkuan Aaron, namun sekarang sisi kanan wajahnya ia sandarkan di dada bidang milik Aaron. Tangan Lilith sudah tidak lagi melingkar di leher Aaron, sedangkan tangan Aaron masih melingkar erat di pinggang Lilith.

"Aaron?"

"Hm?"

"Gue mau nanya banyak. Boleh?"

Aaron menundukkan kepalanya untuk melihat Lilith yang sedang mendongakkan kepala agar bisa melihatnya. "Bisa."

"Kenapa tiba-tiba masuk Vegas? I mean, lo udah banyak tanggung jawab. Scorpion, your studies, perusahaan bokap lo, bisnis lo sendiri, sekarang ditambah Vegas. Lo gak capek?" Lilith bertanya menggebu-gebu. Menurutnya, untuk orang yang berusia muda seperti dirinya, hal itu sungguh melelahkan. Menyebutnya saja lelahnya sudah terasa, apalagi melakukannya.

"Pengen aja. Yang penting gue nikmatin, ya gapapa," jawab Aaron singkat.

Lilith masih tidak mengerti mengapa laki-laki ini menikmati begitu banyak beban di pundaknya. Walau begitu, Lilith tetap mengangguk untuk Aaron.

"Keren. Pasti susah." Tangan Lilith memainkan kain baju di bagian dada Aaron.

Kekehan keluar dari mulut Aaron. Gadis dalam pangkuannya ini sungguh membuat dirinya merasa hal yang membuat dirinya nyaman.

"How bout you, Lilith? Is everything fine?" Telapak tangan Aaron mengusap-usap kepala Lilith dengan lembut.

Lilith hanya mengangguk serta mengeluarkan deheman. Matanya terpejam, menikmati usapan yang diberikan Aaron.

Tak lama kemudian, Lilith kembali membuka suara.

"Siapa-siapa anggota Vegas?"

"Me, Bryan, Gevan, sama Sebastian," jawab Aaron.

"Oh— Sebastian yang gue kenal, atau?"

"Iya. Sebastian yang lo kenal."

Tentu saja yang dimaksud Sebastian yang sekaligus menjadi anggota Scorpion. Lilith pun mengangguk-angguk.

"Pantesan banyak kamar," Lilith menjeda. "Jadi, masing-masing kamar udah sekalian sama studio?"

"Yup. Jadi apa-apa di ruangan sendiri, biar gak diganggu. Kecuali kalo mau latihan bareng, ada studionya juga," Aaron menjelaskan.

Lilith mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan Aaron. "That's nice."

"Oh iya, waktu itu gue kaget pas denger Sebas bilang you're taking over your dad's company," ujar Lilith menyampaikan dirinya yang terkejut waktu itu.

"Not fully. Setengah doang. We've made an agreement, nanti kalo gue lulus baru dia biarin gue handle semuanya. He thought of my studies too."

Lilith kembali mengangguk setelah itu.

"Bisnis sendiri lo?" Lilith kembali bertanya. Ia terlalu penasaran dengan laki-laki yang sungguh membuatnya terkagum-kagum.

"Cafe."

"Wow. Dimana? Gue pengen ke sana."

"Mau sekarang? Udah lama juga gue gak pantau cafe."

Anggukkan kepala Lilith kali ini dengan semangat. "Ayo!"

Dengan segera, Lilith turun dari pangkuan Aaron. Perutnya juga sudah meronta untuk diisi, jadi ia ingin cepat-cepat.

Burning HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang