5. Drunk Thoughts

589 51 0
                                    

Don't forget to follow me and my socials! Happy Reading ^^

###

"Makasih ya, Pak!"

Brak

Lilith menutup pintu taksi. Saat pergi tadi ia memang sengaja tidak membawa mobil karena ia tau, tempat yang ia datangi tadi tidak mungkin membuatnya tidak tergoda untuk mabuk.

Taksi itu pun pergi meninggalkan rumahnya.

Lilith memperhatikan sekitarnya. Pos satpam kosong. Pak Retno sedang tidak ada, entah kemana. Itu sesuatu hal yang bagus. Pak Retno tidak akan menginterogasinya, berarti ia tidak akan dimarahi Liam karena ketahuan pulang dalam keadaan mabuk dan tentu saja itu karena laporan dari satpam rumah mereka.

Lilith pun membuka gerbang lalu masuk ke dalam halaman depan rumah setelah menutup kembali gerbang.

Tiba di depan pintu rumah, kini Lilith mempunyai misi baru. Masuk secara diam-diam, tanpa diketahui oleh Landon.

Ia yakin Landon pasti sedang ada di rumah. Kedua orang tuanya, seperti biasa, berpergian ke luar kota. Liam tentu saja di apartemennya.

Dengan perlahan, Lilith mencoba membuka pintu besar berwarna hitam itu tanpa menimbulkan suara. Saat berhasil masuk, Lilith kembali mencoba menutup pintu diam-diam.

Ia menyapu seluruh rumah dulu dengan pandangannya sebelum lanjut melangkah ke kamarnya, was-was jika Landon tiba-tiba muncul.

Merasa aman, Lilith mulai melangkah dengan kaki yang sedikit berjinjit dengan pelan. Tangannya memegang erat tali tasnya, menyalurkan rasa dugun-dugun takut ketahuan.

"Ekhem."

Dan Lilith ketahuan.

Ia memutar tubuhnya yang membeku ke arah sumber suara. Di sana Landon bersandar di dinding dengan tangan yang terlipat di depan dadanya.

"Habis kobam-kobaman lo, ya?" tanya Landon walaupun itu sudah pasti. Lihat saja dari pakaian Lilith yang terbuka.

Lilith memutar bola matanya. "Ck, duhh .... Lo tidur deh sana." Lilith pun melanjutkan langkahnya dengan normal. Percuma, ia sudah ketahuan. Landon mengikutinya dari belakang.

"Sendirian?" tanya Landon lagi.

"Nggaaak," Lilith menjawab dengan malas. Kakinya mulai menaiki tangga. Landon juga ikut naik tangga.

"Awas ya lo boong. Gue bilang ke Liam."

Lilith langsung membalikkan badannya dan menatap Landon dengan kesal. "Apa sih, ah! Mainnya ngancem."

Landon hanya mengangkat bahunya tidak mau tau dengan tangan yang masih terlipat di depan dadanya. Ia terlihat angkuh, sangat menjengkelkan. Lilith pun kembali menaiki tangga.

"Pokoknya kalo lo aduin ke Liam, gue juga bakal bilang kalo lo sering keluar-masuk kamar Liam," Lilith mengancam balik. Liam tidak suka kamarnya dimasuki orang lain walaupun itu keluarga sendiri. Lebih tepatnya ketiga bersaudara itu memiliki ketidaksukaan yang sama- tidak suka kamar mereka dimasuki orang lain.

Decakan Landon terdengar setelah mendengar ancaman balik dari Lilith. Ancaman itu diakui ampuh. Ia bisa digebuki Liam jika Lilith membeberkan hal itu.

Burning HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang