18. Nightmare?

326 23 0
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa komen yaa

###

Kedua pesaing itu sudah siap di atas motor mereka. Mesin kedua motor itu seakan beradu saat pengendaranya meng-gas dengan agresif. Wajah keduanya tertutup oleh helm. Yang satunya berwarna hitam matte, yang satunya lagi berwarna hitam mengkilap.

Seruan orang-orang di sekitar mereka menambah kegaduhan arena balap liar ini. Beberapa dari mereka duduk di tribun, menyaksikan dari atas, ada juga yang berdiri di sisi yang mereka dukung. Sama halnya dengan enam orang yang datang bersama Aaron, mereka memilih berdiri di sisi Aaron.

Keributan itu semakin membesar kala seorang wanita dengan pakaian seksinya berjalan ke tengah-tengah jalan di depan kedua motor yang akan bersaing itu. Sebuah bendera diangkat olehnya, menandakan pertandingan akan segera dimulai. Orang-orang yang tadinya sibuk dengan urusan masing-masing, kini bersamaan menghitung mundur dari tiga.

"TIGA!"

"DUA!"

"SATUUU!!"

PRITTTT

Dalam sekejap, kedua motor itu melaju, meninggalkan para penonton yang menatap takjub saat ban depan kedua motor tersebut terangkat.

Melihat aksi Aaron bersama orang yang bertanding dengannya, membuat Lilith tersenyum tipis. Ini bukan pertama kalinya Lilith menonton hal seperti ini, namun setiap kali orang memamerkan skill mereka tentang motor sport, itu selalu menakjubkan di mata dan di telinga saat mesin kendaraan tersebut terdengar nyaring.

"Gak ngerti gue. Udah banyak kali kalah, masih aja nantangin Aaron," ucap Pasha sembari berdecak melihat kedua motor yang sudah mulai menghilang dari pandangannya.

"Unfinished business, man," kata Gori. "Gak bakal kelar juga, keknya."

Pasha menangkat kening sekilas, mengiyakan perkataan Gori. Benar, kedua ketua geng itu tidak akan pernah akur sampai kapanpun. Aaron tidak akan pernah membiarkannya begitu saja.

Lilith sedari tadi memasang telinga mendengar mereka. Namun, keningnya terangkat sedikit saat tatapan Sebastian bertubrukan dengannya. Tak sampai di situ, setelahnya Sebastian berbisik kepada Gori yang ada di samping, dan saat itu juga Gori ikut menatapnya.

Oke, Lilith sedikit merasa terpojok sekaligus bingung.

"Habis Aaron sama Liam kalo ketahuan."

Bisikkan itulah yang sempat terdengar oleh Lilith, sebelum akhirnya Daelan menghampirinya.

"Lith, how's Liam?" tanya Daelan berbasa-basi.

"Haven't really met him these past few days, but I'm pretty sure he's fine," jawab Lilith.

Daelan mengangguk-angguk. Ia kemudian bertanya, "And how's Aaron, Lilith?"

Lilith terkekeh kecil. "As you can see, he's doing totally fine."

Daelan tertawa pelan mendengar itu. Oh c'mon, everybody knows that isn't the answer to his question. Namun, Daelan tidak terlalu ambil pusing.

Burning HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang