15. 2 A.M., Drunk, and We're Dancing in the Rain

450 33 0
                                    

Hellooo
Happy Reading!

###

Jalanan sepi. Mesin motor yang dilajukan oleh Aaron mengisi keheningan jalanan dan juga keheningan dua orang yang berada di atas motor hitam matte Aaron.

Saat ini Aaron hanya menjalankan motornya tanpa tahu kemana pasti tujuannya. Ia hanya ingin menghabiskan waktu di jalan. Bersama Lilith.

Tangan Lilith melingkar di pinggang Aaron. Kepalanya terasa sedikit pening. Dagunya ia taruh di pundak Aaron dengan mata yang mulai layu. Pipinya yang merah menandakan bahwa ia masih sedikit mabuk. Angin yang menerpa wajahnya membuat Lilith semakin mengantuk.

Sesekali Aaron menggerakkan kepalanya ke samping untuk melihat apakah Lilith tertidur atau tidak, juga menggunakan spion untuk membantunya. Karena itu, ia memelankan laju motor agar Lilith tidak terganggu.

Lilith membuka matanya perlahan saat merasakan laju motor lebih pelan dari sebelumnya. Untung saja angin masih cukup kuat untuk dirasakan, kepalanya jadi tidak bertambah pusing.

"Aaron?"

"Ya, Lilith?"

Senyuman Lilith terbit mendengarnya.

"You're drunk."

Aaron terkekeh mendengar omongan Lilith yang melantur. "No. You are drunk."

Lilith menepuk pelan perut Aaron. "No I'm not." Setelah itu Lilith mengeratkan pelukannya kepada Aaron.

Aaron bisa mendengarkan lirihan sangat kecil Lilith. Ia mencoba melihat Lilith dari kaca spion dan mendapatkan Lilith yang cemberut lalu menggosokkan mata dan keningnya di pundaknya yang tadi dipakai Lilith untuk menyangga dagu.

Senyuman gemas terbentuk di bibir Aaron. Lilith terlihat menggemaskan di saat seperti ini.

Setelah beberapa saat Lilith melakukan aksi menggosok mata dan keningnya di pundak Aaron, ia mengangkat kepalanya dengan gerakan cepat seolah sadar akan sesuatu.

"You're drunk. You're not supposed to drive, Aaron," ujar Lilith seperti menasihati Aaron.

Aaron menghela nafasnya. "I'm not drunk, Lilith."

Lilith menatap wajah Aaron dari samping dengan kesal. "But still, lo pasti minum."

Mengetahui perkataannya pasti tidak dianggap oleh Aaron, ia menghempaskan dagunya lagi di pundak Aaron. "Mana gak pake helm lagi ...," lirihnya.

Aaron melirik Lilith yang sudah mulai memejamkan matanya lagi. Mereka memang tidak memakai helm. Helmnya Aaron tinggalkan di markas hingga ia lupa untuk membawanya.

"Keep it a secret."

Mata Lilith kembali terbuka mendengar ujaran Aaron yang terdengar seperti berbisik. Senyumannya kembali muncul. Ia segera menoleh ke Aaron dan menatapnya dari samping.

Dengan nada yang juga berbisik, seolah takut akan ada yang mendengarnya, Lilith berkata, "You want me to keep this a secret?"

Aaron mengangguk. "Mhm, don't tell it to anyone."

Senyuman Lilith makin lebar. Giginya sampai terlihat. "Promise."

Aaron terkekeh geli melihat tingkah konyol dirinya dan Lilith.

Tiba-tiba, tetesan-tetesan mulai berjatuhan di permukaan kulit. Namun, baru saja dirasakan, rintikan itu menjadi berkali-kali lipat turun dari langit, menghasilkan hujan deras.

Burning HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang