17. Asked Her

330 27 0
                                    

Happy Reading!

###

Setelah penampilan Vegas di Laposca, mereka memutuskan untuk istirahat sejenak, mengingat betapa terkurasnya energi untuk mempersiapkan penampilan mereka saat itu. Kini, sudah satu bulan berlalu sejak mereka akhirnya kembali latihan dan mempersiapkan untuk yang lebih lagi. Sejak Laposca, banyak sekali undangan-undangan yang masuk ke email mereka untuk tampil di begitu banyak panggung.

Gevan yang baru saja meletakkan gitar bassnya di atas speaker, mendudukkan dirinya di sofa ruang latihan dan membuka sesuatu penting di ponselnya.

"Gimana, Ron? Tawaran buat festival di Bandung mau diambil, nggak?" tanya Gevan.

"Diambil, lah! Masa nggak," Bryan yang mendengar Gevan segera menyahut.

Aaron menganggukkan kepalanya. "Diambil. Kita nggak boleh sia-siain kesempatan."

"Bener." Gevan mengangguk-angguk pelan.

Vegas yang meroket tidak bisa dipadamkan begitu saja. Tawaran yang menurut Aaron menggiurkan, akan diambil. Mereka berempat sudah bersepakat untuk mengambil tawaran yang memang disukai oleh keempatnya.

"Pas masuk-masuk instrumental break, dong. Belom dapet gue," ujar Sebastian dari balik drumnya.

Gevan langsung kembali berdiri dan memakai bassnya, serta Aaron dan Bryan juga langsung menyiapkan alat masing-masing.

Suara drum pun masuk sebagai pemulai, lalu setelah itu yang lainnya mengikuti. Setelah sekitar tiga kali mengulangi instrumental break, mereka pun kembali menyanyikan lagu dari awal. Lagi, salah satu lagu mereka terdengar di seluruh ruangan latihan.

Memasuki reff, tiba-tiba pintu ruang latihan terbuka. Tampak Lilith masuk dengan baju tangan panjang hitam crop top dan cargo pants yang berwarna senada.

Mata keempat laki-laki langsung tertuju kepadanya, membuat Lilith cepat-cepat menutup pintu dengan pelan dan duduk di sofa yang ada.

Setelah ia duduk di sofa, matanya langsung terarah kepada Aaron yang sedang bernyanyi sembari memainkan gitarnya di sana. Mata lelaki itu ternyata memandang dirinya sejak ia masuk. Lilith pun melemparkan senyuman yang membuat matanya menyipit. Melihat Aaron bernyanyi dengan gitarnya selalu membuat hati Lilith kagum dan bangga sendiri.

Aaron yang diberikan senyuman manis Lilith, terkekeh kecil di nyanyiannya. Lilith sungguh menggemaskan. Ia pun lanjut bernyanyi dan Lilith menjadi arah tatap Aaron selama bernyanyi.

Saat outro sudah terdengar, Lilith lebih tak sabar lagi memeluk tubuh yang sedang fokus dengan gitarnya itu.

"Okay, great job for today," tutur Aaron sembari melepaskan gitar dari tubuhnya.

Aaron pun berjalan mendekati Lilith yang langsung berdiri dari sofa saat ia melepaskan gitarnya yang melingkar di badan.

Baru satu langkah Lilith maju, Aaron sudah terlebih dahulu sampai di hadapannya dan langsung menyelipkan tangannya ke pinggang Lilith. Tangan Lilith segera melingkar di leher Aaron.

"You're so cool," gumam Lilith di leher Aaron.

Menerima kalimat itu dari Lilith, membuat Aaron dengan spontan mengecup pipi gadisnya.

Burning HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang