22. Liam

241 20 3
                                    

Hi hii
Enjoy!

###

Mobil biru Mustang Shelby GT500 milik Liam telah dimatikannya di depan rumah megah berwarna senada dengan mobilnya. Untuk sejenak ia berdiam diri di mobilnya. Matanya menangkap mobil Mini Cooper kuning yang terparkir di lahan parkir rumahnya— yang berarti Lilith sedang berada di rumah, antara baru sampai atau sebentar lagi akan keluar karena jika mobilnya tidak terparkir di garasi, berarti gadis itu akan segera membutuhkan mobilnya atau baru saja menggunakannya.

Liam segera keluar setelah membuka pintu mobil. Ia memainkan alarm mobilnya dengan melempar-lemparnya ke atas dan langsung ditangkap sembari berjalan menuju pintu rumah yang langsung ia buka karena tidak terkunci.

Rumah sedang sepi. Tidak ada siapa-siapa di ruang tamu dan juga ruang tengah setelah Liam menelusurinya. Saat ia beranjak ke dapur, barulah ia mendapatkan Landon yang sedang memakan mac and cheese dengan satu tangan sementara tangan yang lainnya ia pakai untuk menggunakan ponselnya.

"Ndon," sapanya dengan tepukan pelan yang ia daratkan di pundak Landon saat melangkah menuju kulkas.

"Inget rumah lo?" tanya Landon acuh lalu lanjut makan.

Liam hanya terkekeh mendengarnya. "Masih mending gue daripada bokap-nyokap."

"Alesan."

Liam hanya mengabaikan Landon dan meminum jus buah langsung dari kartonnya.

Dengan suara yang baru saja segar, Liam bertanya, "Kenapa lo? Kangen?"

Landon langsung bergidik mendengarnya. "Sinting."

Liam menghampiri Landon dengan karton jus yang dibawanya lalu duduk di bangku sebelah Landon setelah menabok kepala itu dari belakang.

"Ngeri. Gue ditabok gangster."

Liam hanya memutar bola matanya, tahu Landon menyindirnya. "Mulut lo."

Bahu Landon hanya terangkat membalas Liam, tanda bahwa ia tidak peduli. Kemudian, ia mulai mengetik di ponselnya.

"Bonyok ada kabar nggak? Kapan pulang?" tanya Liam. Matanya melirik ke Landon, sementara mulutnya meminum jus apel.

"Setahu gue nggak lebih dari tiga minggu depan, sih," jawab Landon. "Tanya Lilith, deh, gak pasti gue."

Liam hanya mengangguk-angguk. Bisa saja ia bertanya kepada orangtuanya langsung, tetapi jika ada Landon mengapa harus, bukan?

"Terus band lo gimana? Katanya bakal ngisi festival di Bandung?"

"Heem," jawab Landon seadanya karena sibuk mengunyah. Setelah menelan makanannya, ia lanjut menjawab, "Katanya band si onoh juga bakal manggung juga, tuh."

Kening Liam turun mendengar apa yang diucapkan Landon. "Si onoh siapa?"

"Itu ... paketu-nya Scorpion."

"Hah? Si Daelan? Perasaan dia nggak nge-band."

"Bukan, oon, yang satunya lagi."

Burning HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang